Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
IGA Swiatek mengatakan dirinya tidak mempunyai ekspektasi apa pun untuk Wimbledon meskipun petenis nomor satu dunia itu telah mencatatkan 35 kemenangan beruntun dan meraih gelar kedua di Prancis Terbuka.
Titel juara Prancis Terbuka menjadi gelar keenam Swiatek pada tahun ini setelah sebelumnya dia juga merengkuh trofi di lima turnamen berturut-turut, yakni Doha, Indian Wells, Miami, Stuttgart, dan Roma.
Gelar tersebut sekaligus mempertegas dominasi petenis Polandia itu dalam persaingan tenis putri profesional, sejak Februari lalu.
Baca juga: Swiatek Makin Kokoh di Peringkat Satu Dunia
Namun untuk memperpanjang rekor tak terkalahkan, Swiatek harus meningkatkan penampilannya di turnamen lapangan rumput, yang sejauh ini baru mengantongi empat kemenangan dan empat kekalahan pada pertandingan babak utama.
"Pelatih saya (Tomasz Wiktorowski) percaya saya bisa memenangi lebih banyak pertandingan di lapangan rumput," kata Swiatek, yang sejauh ini selalu mencapai pekan kedua di tujuh turnamen Grand Slam berturut-turut.
"Saya belum tahu tentang itu. Tapi saya ingin menambahkan satu atau dua (gelar) lagi."
"Sejujurnya, bermain di lapangan rumput selalu rumit. Tapi, untungnya, saya tidak punya harapan apa pun di sana. Itu adalah hal yang menyegarkan," tambahnya.
Tahun lalu, Swiatek menunjukkan peningkatan di lapangan rumput dengan mencapai babak keempat Wimbledon. Pelatihnya, Wiktorowski, juga yakin Swiatek bisa mengikuti jejak mantan anak didiknya, Agnieszka Radwanska, yang pernah mencapai final Grand Slam di All England Club pada 2012.
"Saya hanya akan mempersiapkan yang terbaik," kata petenis berusia 21 tahun itu.
"Mungkin dengan pengalaman dia dengan Aga Radwanska, itu adalah jenis lapangan favoritnya, jadi mungkin dia akan memberikan saya beberapa tips yang sebenarnya akan sangat membantu agar bisa bisa lebih menikmati bermain di rumput," pungkas Swiatek. (Ant/OL-1)
Dengan kemenangannya dalam tempo 2 jam 27 menit, Carlos Alcaraz menjadi orang kedua di Era Open yang memenangi empat final Grand Slam pertamanya.
Petenis Ceko Barbora Krejcikova mmengalahkan petenis Italia Jasmine Paolini untuk meraih gelar Wimbledon,
Carlos Alcaraz menikmati momen bersama penonton Centre Court setelah mengalahkan Daniil Medvedev, mengamankan tempat di final Wimbledon.
Novak Djokovic akan menghadapi Carlos Alcaraz di final Wimbledon, mengulangi pertemuan final tahun lalu. Djokovic mengalahkan Lorenzo Musetti dalam tiga set langsung di semifinal.
Carlos Alcaraz bangkit dari ketertinggalan satu set untuk mengalahkan Daniil Medvedev dan mencapai final Wimbledon, di mana ia akan menghadapi Novak Djokovic.
Laga antara Jasmine Paolini dan Donna Vekic berlangsung selama 2 jam dan 51 menit, memecahkan rekor sebagai laga tunggal putri paling lama di babak semifinal Wimbledon.
Rentetan 25 laga tanpa kekalahan Iga Swiatek di Roland Garros diakhiri oleh Zheng Qinwen di semifinal Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8).
Yulia Putintseva bangkit usai kalah di set pertama putaran ketiga Wimbledon untuk mengalahkan Iga Swiatek 3-6, 6-1, dan 6-2.
Iga Swiatek menjadi petenis pertama yang memenangi lebih dari 20 pertandingan berturut-turut sebagai peringkat 1 dunia sejak Serena Williams antara Final WTA 2014 dan Madrid 2015.
Iga Swiatek mencatatkan rekor 18-0 dalam pertandingan putaran pertama turnamen Grand Slam dan telah mengumpulkan 72 kemenangan tunggal Grand Slam.
Iga Swiatek, yang merengkuh gelar Prancis Terbuka selama tiga tahun secara beruntun, menegaskan tekadnya untuk meraih medali emas Olimpiade.
Pekan lalu, Iga Swiatek menjadi petenis termuda yang memenangi tiga gelar tunggal Roland Garros berturut-turut, meraih gelar WTA Tour ketiga berturut-turut dan kelima musim ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved