Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MARC Marquez mengatakan, kembalinya ia membalap di MotoGP terasa seperti kembali ke sekolah dikelilingi kakak-kakak kelas yang suka memerintah.
"Bagian tersulitnya adalah di lap-lap pertama karena saya merasa kehabisan tempat," kata Marquez usai turun di Grand Prix Portugal seperti dikutip AFP, Senin (19/4) WIB.
Pembalap berusia 28 tahun asal Spanyol itu finis di peringkat ketujuh di balapan pertamanya sejak mengalami patah lengan kanan di Jerez, Spanyol, Juli tahun lalu.
Baca juga: Quartararo Menangi MotoGP Portugal, Marquez Finis di Posisi Tujuh
Setelah tiga operasi dan sembilan bulan masa pemulihan, Marquez kembali ke aspal sebagai pembalap Honda yang finis terbaik hari itu.
"Seperti di sekolah ketika kalian bermain sepak bola dengan kakak kelas dan mereka menyuruh melakukan apa dan ke mana," ujar Marquez.
"Di awal-awal lap, saya tidak memiliki ritme, tidak ada kendali atas motor saya, dan banyak pembalap mulai menyalip saya."
"Kemudian, saya menenangkan diri dan menemukan tempat saya. Saya mencetak waktu terbaik saya di akhir GP. Dan jika kami menganalisanya,
finis 13 detik di belakang Fabio Quartararo, itu luar biasa," kata Marquez setelah menyaksikan Quartararo membawa Yamaha menyapu bersih tiga kemenangan di awal musim ini.
Marquez disambut dengan pujian dari timnya ketika kembali ke pit.
"Saya tidak bisa mengendalikan emosi saya. Menyelesaikan balapan adalah langkah terbesar dalam rehabilitasi saya dan merasa seperti pembalap MotoGP lagi adalah impian saya. Itu terjadi hari ini," kata juara dunia delapan kali tersebut.
"Tentunya, kembali ke garasi membuat saya kelelahan, terkuras tenaga, tapi ini hal paling paling emosional yang tak bisa saya bendung. Tapi, ini sangat baik," lanjutnya.
Penampilannyan hari itu memberinya sembilan poin, 52 di belakang Quartararo sebagai pemuncak klasemen sementara.
Tersisa 16 balapan hingga akhir musim dan kemungkinan dua balapan tambahan di Argentina dan Amerika Serikat.
Akan tetapi, Marquez tidak terlalu memikirkan ambisi meraih gelar juara dunia.
"Tergantung dengan sirkuit, apakah mereka menuntut fisik atau tidak. Tujuh lap terakhir di sini saya tidak mampu menggunakan siku saya. Saya
membalap dengan aneh," kata dia.
"Hal penting lainnya adalah dokter berpesan kepada saya ketika saya kembali berkompetisi saya akan harus mengurangi latihan di rumah."
"Di antara balapan saya tidak akan bisa mengendarai sepeda motor atau berlatih indoor lebih dari tiga atau empat jam dalam sepekan tanpa
menggunakan terlalu banyak beban."
"Tulang di lengan baik-baik saja tapi tekanan yang diberikan kepadanya harus bertahap. Tidak bisa setiap hari dan setiap pekan," imbuh Marquez.
Balapan selanjutnya di kalender akan digelar di Jerez, tempat Marquez terjatuh tahun lalu, 2 Mei mendatang. (Ant/OL-1)
Marquez mendapat sambutan yang sangat hangat dari para Ducatisti.
Itu akan membentuk duet pembalap yang paling menarik sejak Rossi dan Jorge Lorenzo berbagi garasi Yamaha, sebuah hubungan yang berubah menjadi sangat buruk.
Keputusan Ducati untuk merekrut Marc Márquez ke tim pabrikan memiliki konsekuensi tersendiri.
Juara dunia delapan kali itu tidak ingin tergesa-gesa dalam perebutan mahkota musim ini, terlepas orang-orang sekitarnya yang menilai peluang Marc Marquez terbuka lebar.
MARC Marquez telah menetapkan target untuk finis di posisi tiga besar di klasemen MotoGP tahun ini. Meski ia mengakui itu tidak akan mudah.
Setelah sembilan putaran, Marquez saat ini berada di urutan ketiga klasemen, tertinggal 56 poin dari Francesco Bagnaia dan 24 poin dari Jorge Martin, dengan selisih 11 poin atas Enea Bastianini
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved