Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KIMI Raikkonen, Jumat (10/7), mengatakan pertanyaan mengapa enam pembalap Formula 1 tidak berlutut bersama Lewis Hamilton adalah hal yang berlebihan sembari menegaskan setiap orang memiliki hak untuk melakukan apa yang nyaman bagi mereka.
Peraih enam gelar juara Formula 1 Hamilton dan 13 pembalap lainnya berlutut sebelum GP Austria pada pekan lalu sebagai dukungan atas demonstrasi antirasisme. Namun, enam pembalap lainnya menolak berlutut.
Mereka yang tidak berlutut adalah Raikkonen, rekan setimnya di Alfa Romeo Antonio Giovinazzi, pembalap Ferrari Charles Leclerc, pembalap Red Bulla Max Verstappen, pembalap Alpha Tauri Daniil Kvyat, dan pembalap McLaren Carlos Sainz.
Baca juga: Verstappen Jadi yang Tercepat di Sesi Latihan Kedua GP Styria
"Formula 1 dan semua tim bekerja keras melawan rasisme jadi saya pikir sedikit berlebihan mempertanyakan hal itu," kata Raikkonen. "Semua orang berhak melakukan apa yang mereka kehendaki."
Dalam wawancara dengan Sky Sports, Raikkonen mengatakan, "Semua pembalap Formula 1 menentang rasisme. Saya dengan senang hati membantu perjuangan melawan rasisme. Namun, setiap orang berhak melakukan apa yang membuat mereka nyaman." (AFP/OL-1)
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved