Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Akui Terganggu Covid-19, Gubernur Papua Minta Saran Soal PON

Akmal Fauzi
15/4/2020 19:18
Akui Terganggu Covid-19, Gubernur Papua Minta Saran Soal PON
Suasana pembangunan venue akuatik PON 2020 medio Januari 2020(Antara/Gusti Tanati)

GUBERNUR Papua Lukas Enembe meminta pertimbangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ihwal penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020. Pesta olahraga tanah air itu terganggu akibat pandemi virus korona (covid-19).

Hal itu disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali saat video conference, Rabu (15/4). Amali mengatakan, pekan lalu, Lukas Enembe yang juga menjabat Ketua Panitia Besar (PB) PON mengirim surat yang isinya menggambarkan kondisi persiapan PON terganggu covid-19.

“Walaupun tidak secara tegas minta penundaan (PON), tapi mereka mohon pertimbangan. Kalimat (surat) itu menggambarkan bahwa konsentrasi pemerintah Papua itu mengerahkan anggaran semuanya untuk menanggulangi covid-19,” kata Zainudin.

Gambaran dari Gubernur Papua itu kemudian dilaporkan ke rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada Selasa (14/4) lalu. Dalam rapat itu, semua fraksi Komisi X satu suara mendesak agar PON ditunda.

Zainudin menjelaskan, pandemi covid-19 di Papua menganggu pekerjaan arena olahraga atau venue PON. Apalagi, adanya kebijakan pembatasan akses dari pemerintah setempat membuat pengerjaan hampir semua terhenti.

Baca juga : KONI DIY Minta Penundaan PON tidak Terlalu Lama

“Pengerjaan yang ada di sana itu memang masih ada yang jalan, tapi pekerjaan besar hampir terhenti. Pemberlakukan pembatasan akses yang ada di Papua bahkan sudah sejak Maret lalu,” kata Zainudin.

Zainudin menjelaskan, keputusan apakah PON ditunda atau tidak akan diputuskan Presiden Joko Wododo. Pihaknya hanya memberikan laporan tentang kondisi dan kendala dalam persiapan PON.

“Kami sudah berkirim surat ke Seketaris Kabinet, pak Pramono Anung untuk kalau boleh dijadwalkan segera pembahasan PON di rapat kabinet,” kata Zainudin.

Jika ditunda, Menpora memberikan opsi, PON bisa digelar pada Oktober 2021, atau mundur setahun dari jadwal awal. Opsi itu muncul dari hasil koordinasi Kemenpora bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Selain itu, penundaan pada Oktober tahun depan disesuaikan dengan jadwal multiajang olahraga internasional seperti SEA Games di Vietnam dan Olimpiade Tokyo.

“Ideal itu Oktober, karena bulan-bulan lainnya itu terisi. April itu puasa lalu lebaran tahun depan. Mei dan Juni ada Piala Dunia U-20. Kemudian Juli hingga Agustus ada Olimpiade, September kalau memungkinkan ada kegiatan dalam negeri peringatan olahraga nasional, kemudian November 2021 ada SEA Games di Vietnam,” jelasnya.

Baca juga : Mengerucut, Opsi Jadwal PON Papua Oktober 2021

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, pihaknya menyarankan agar PON Papua ditunda tahun depan karena situasi pandemi covid-19.

“Terkait hingga kapan penundaannya, tanggal, bulan dan tahunnya kami serahkan ke Menpora berkonsultasi dengan Presiden,” kata Huda dalam keterangan tertulis, Rabu (15/4).

Kendati meminta ditunda, DPR tetap meminta agar venue tetap diselesaikan. Sebab, Huda mendapat laporan pengerjaan Venue masih tidak berjalan maksimal.

Plt Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua, Alexander Kapisa mengakui bahwa pengerjaan venue saat ini tidak bisa maksimal karena pandemi covid-19. Bahkan, kata dia, ada venue yang progres pengerjaannya masih 2%.

“Kami dari pemerintah provinsi sepenuhnya menunggu keputusan terkait PON. Saat ini memang ada kendala khususnya sumber daya manusia karena ada pembatasan akses akibat covid-19,” jelasnya, Rabu (15/4). (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya