Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SKUAD angkat besi junior Indonesia berhasil membuktikan kehebatannya saat mengikuti Kejuaraan Remaja dan Junior Asia 2019 yang diadakan di Pyongyang, Korea Utara, 9-27 Oktober. Tak tanggung-tanggung, sebanyak tujuh emas dirah serta 14 rekor dipecahkan para lifter muda terbaik Tanah Air.
Rekor tersebut dipecahkan oleh Muhammad Faathir (kelas 61 kg) dengan lima rekor, Windy Cantika Aisah (kelas 49 kg) (6 rekor), dan Rahmat Erwin Abdullah (kelas 73 kg) (3 rekor).
Rahmat bersama dengan Faathir masing-masing meraih tiga keeping emas. Adapun satu medali berhasil diraih lifter putri Cantika.
Hasil ini tentu menjadi modal apik bagi Rahmat dan Cantika menuju SEA Games 2019 di Filipina.Keduanya memang disiapkan untuk berlaga di ajang dua tahunan tersebut.
Rahmat yang merupakan putra lifter nasional Erwin Abdullah ini terpilih menjadi bagian skuat angkat besi menuju SEA Games 2019 lantaran berhasil melewati total angkatan seniornya, di kelas yang sama, yakni Triyatno. Rahmat mengukir angkatan snatch 145 kg, clean and jerk 176 kg, dan total angkatan 321 kg.
Sementara Cantika, menjadi salah satu lifter andalan putri yang diberangkatkan ke SEA Games 2019 setelah membukukan total angkatan lebih dari rekor dunia yang dipecahkannya saat mengikuti tes angkatan PB PABBSI di mes Kwini, Jakarta, Jumat (28/6).
Baca juga: PTMSI Dinilai Salah Langkah jika Laporkan Erick Thohir ke Polisi
Menurut pelatih kepala pelatnas angkat besi, Dirdja Wihardja, hasil di Pyongyang memang sangat memuaskan sebelum berlaga di Filipina. Namun, ia tetap skuatnya untuk fokus pada tapi target utama, yakni menjadi juara umum di SEA Games 2019.
Dirdja menambahkan, di Pyongyang merupakan ajang pemanasan sebelum SEA Games bagi atlet-atlet junior, seperti Rahmat dan Cantika untuk membuktikan diri.
"Terutama Cantika dan Rahmat ya, mereka harus maksimal di SEA Games kerena multievent itu merupakan bagian dari kualifikasi Olimpiade. Dengan total angkatan yang meningkat, tentu nilai poinnya lebih tinggi dan kans tampil di Tokyo semakin terbuka," tutur Dirdja, Sabtu (26/10).
Meski baru mencatatkan namanya sebegai pemegang rekor dan meraih medali emas di level Asia, nyatanya tak membuat Cantika mematok target tinggi di SEA Games perdananya.
"Saya tak mau tampil di SEA Games 2019 ini jadi beban. Biarkan mengalir saja. Soal target apa pun, kalau latihan rutin, pasti bisa," ujar lifter asal Bandung itu.
Setelah dari Pyongyang, tim angkat besi akan rutin latihan di mes Kwini, Jakarta, sebelum berangkat ke Filipina. (OL-1)
Tantangan mental dan psikologis sering kali menjadi penghalang bagi atlet untuk mencapai performa terbaik mereka.
Masa depan Kevin di bulu tangkis sudah jadi pertanyaan sejak rekannya Marcus menyatakan mundur pada 9 Maret 2024.
Pemerintah akan mengusulkan dana tambahan untuk menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) jangka panjang.
Dalam kejuaraan yang berlangsung selama dua hari tersebut, tim Indonesia berhasil membawa pulang total empat medali yaitu dua emas, satu perak, dan satu perunggu.
Kemenpora mendukung penuh persiapan atlet menuju Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono
IWF World Cup 2024 menjadi kualifikasi terakhir menuju Olimpiade Paris 2024.
Tiga lifter andalan Indonesia yang akan berjuang di Olimpiade Paris 2024 yaitu lifter putra Eko Yuli Irawan (61 kg) dan Rizki Juniansyah (73 kg), serta lifter putri Nurul Akmal (+81 kg).
PT Pupuk Indonesia bersama tiga anak perusahaannya komiemen memperkuat dukungan untuk memajukan olahraga angkat besi nasional.
Atlet angkat besi Indonesia terus berlatih menjaga kebugaran tubuh dalam masa pemusatan latihan di Montpeiller, Prancis, menuju laga Olimpiade Paris 2024.
Rizki Juniansyah, atlet angkat besi Tanah Air, akan berlaga di Olimpiade Paris 2024. Rizki yang turun di kelas 73 kg putra berhasil meraih tiket ke Paris usai menjadi juara dunia IWF 2024 di Phuket.
Kejuaraan Asia Angkat Besi 2023 di Tashkent, Uzbekistan, menjadi saksi bisu pencapaian terbaru Nurul Akmal.
ketika menjalani pelatihan nasional untuk persiapan menuju Olimpiade, waktu tidur Rizki Juniansyah ditingkatkan menjadi 8 jam pada malam hari serta 2 jam pada siang hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved