Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang pertama, Museum Prasejarah Semedo yang terletak di Semedo, Kabupaten Tegal, Jawa tengah (Jateng), mengadakan kegiatan Kenduri Budaya Ki Watu Balung.
Kenduri Budaya Ki Watu Balung menghadirkan kolaborasi seni tradisi dan seni ciptaan baru yang didukung oleh lebih dari 90 orang penampil.
Berkolaborasi dengan 15 mitra strategis yang terdiri dari lembaga pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga non pemerintah, Kenduri Budaya Ki Watu Balung mengusung tema “Semedo: Lestari Budayanya, Lestari Alamnya, Sejahtera Masyarakatnya” guna mendukung peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui pemanfaatan potensi alam dan budaya Semedo.
Haris Rahmanendra, Kepala Unit Museum Prasejarah Semedo, menyampaikan,“Salah satu tujuan dari berdirinya Museum Prasejarah Semedo adalah mendukung peningkatan nilai kawasan."
Baca juga: Penataan Ulang Situs Sangiran Akan Libatkan Masyarakat
"Sehingga dengan adanya kegiatan Kenduri Budaya Ki Watu Balung dalam rangka memperingati satu tahun berdirinya Museum Prasejarah Semedo diharapkan menjadi peluang edukasi dan rekreasi masyarakat dan juga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal,” kata Haris dalam keterangan, Kamis (23/11).
Kenduri Budaya Ki Watu Balung merupakan kegiatan sosialisasi serta rintisan internalisasi pelestarian kekayaan budaya dan kekayaan alam Semedo yang dikemas dalam balutan seni dan dialog budaya.
Baca juga: Ini 7 Manfaat Berkunjung Ke Museum Fatahillah
Kegiatan ini juga mengakomodasi unjuk kreasi, inovasi, dan potensi sumber daya lokal dengan tetap berorientasi pada penguatan peran serta eksistensi Museum Prasejarah Semedo dalam membangun, mengembangkan, dan memanfaatkan Kawasan Semedo yang berorientasi pada kelestarian budaya dan kekayaan alam untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Kenduri Budaya merepresentasikan karakter, kearifan, tradisi komunal, dan semangat kebersamaan.
Adapun Ki Watu Balung adalah sebutan lokal yang ditujukan bagi para pelopor penemu fosil yang besar perannya dalam riwayat keberadaan Museum Prasejarah Semedo.
Baca juga: Kedubes Prancis Dukung Penuh Restorasi Museum Nasional Indonesia
Sehingga dipilihnya Kenduri Budaya Ki Watu Balung sebagai nama kegiatan peringatan satu tahun berdirinya Museum Prasejarah Semedo merupakan bentuk rasa syukur atas anugerah berupa budaya dan alam yang kaya potensi, dan mengapresiasi para pelestari sejarah
Kenduri Budaya Ki Watu Balung juga bertujuan untuk memupuk kesadaran bahwa Semedo harus dikelola secara bijak agar bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.
Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB) Kemendikbud-Ristek, Ahmad Mahendra mengungkapkan bahwa kegiatan Kenduri Budaya Ki Watu Balung bukan hanya merupakan perayaan satu tahun berdirinya Museum Prasejarah Semedo tetapi juga merupakan merupakan kegiatan perdana usai Museum Prasejarah Semedo tergabung dalam Museum dan Cagar Budaya (MCB).
Ahmad menambahkan,“MCB juga memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan Kenduri Budaya Ki Watu Balung, kami berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan memberikan dampak bagi masyarakat lokal sekitar Semedo.” (RO/S-4)
Munculnya ukiran di tepi sungai telah menyenangkan para ilmuwan dan masyarakat umum, tetapi juga menimbulkan pertanyaan yang meresahkan tentang dampak degradasi lingkungan.
MUSEUM merupakan tempat berbagai koleksi artefak bersejarah, khasanah budaya Indonesia yang dilestarikan untuk lepentingan ilmu pengetahuan dan jati diri bangsa.
BERDASARKAN putusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, ada empat geopark Indonesia yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
Temuan ini memberikan wawasan baru mengenai organisasi sosial manusia 150 tahun setelah batu api pertama ditemukan.
Oetzi memiliki kulit lebih gelap dari yang diperkirakan sebelumnya dan kemungkinan besar botak atau hampir botak ketika dia meninggal.
Tiga museum yang baru diresmikan itu adalah Museum Batik Indonesia di Jakarta, Museum Semedo di Tegal, dan Museum Song Terus di Pacitan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved