Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GAJAH liar Sumatra (Elephas Maximus Sumatranus) kembali ditemukan dalam kondisi mati di Provinsi Riau, persisnya di sekitar kantong Tesso Tenggara areal konsesi HPHTI di Distrik Nilo, Kabupaten Pelalawan. Satwa berbadan besar dan sangat dilindungi itu diduga mati akibat diracun.
"Telah ditemukan 1 individu jasad gajah liar di sekitar kantong Tesso Tenggara pada 11 Juli 2023 sekitar pukul 07.00 WIB oleh karyawan perusahaan," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan, Rabu (12/7).
Ia menjelaskan, gajah tersebut diidentifikasi sebagai gajah jantan berusia sekitar 10-12 tahun dengan kondisi gading lengkap dan tidak ada bagian tubuh yang luka dan atau hilang.
Baca juga: Sekolah Gajah Tahura Saree jadi Tujuan Wisata Favorit Keluarga di Aceh
"Lokasi kejadian merupakan salah satu areal klaim atau areal terbangun yang sudah ditanami sawit oleh masyarakat yang berada di dalam areal konsesi HPHTI di Distrik Nilo Kabupaten Pelalawan, Riau," jelasnya.
Ia mengungkapkan, tidak jauh dari TKP ditemukan juga satu kantong yang berisi gula merah yang diduga dijadikan umpan untuk makanan gajah yang biasanya dicampur dengan zat yang mengandung racun.
Mengenai hal tersebut, lanjutnya, Balai Besar KSDA Riau bersama Balai Gakkum telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi dan melakukan neukropsi untuk mengetahui penyebab kematian gajah.
Baca juga: Bangkai Gajah Betina Ditemukan Dekat Pemukiman, Diduga Akibat Konflik dengan Warga
"Berdasarkan hasil neukropsi, kematian gajah diduga karena keracunan yang menyebabkan gangguan terhadap saluran pernapasan dan peradangan pada saluran pencernaan dan lambung," terangnya.
Ia menegaskan, untuk memastikan penyebab kematian gajah lebih lanjut, Balai Besar KSDA Riau menyisihkan organ dalam gajah untuk dilakukan uji laboratorium.
"Langkah lebih lanjut terkait kejadian tersebut, Balai Besar KSDA Riau akan melakukan pengumpulan bahan dan keterangan dan berkoordinasi dengan penegak hukum untuk upaya hukum lebih lanjut," ungkapnya.
Menurutnya, Gajah Sumatra merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi undang-undang, sehingga pihaknya meminta semua pihak untuk melindunginya.
"Kami mengimbau dan meminta kepada semua pihak agar memberikan perlindungan yang serius terhadap keberadaannya (Gajah Sumatra) mengingat fungsinya sebagai salah satu faktor mempercepat pemulihan ekosistem hutan dan sebagai titipan untuk generasi mendatang," pungkasnya. (Z-1)
Gajah sumatra jantan ditemukan mati dalam kebun di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Kematiannya diduga karena tersengat kawat beraliran listrik.
Penemuan fosil gading gajah purba Stegodon yang diperkirakan berusia 300 ribu tahun di Desa Kapuan, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), cukup mengejutkan para peneliti.
Konflik antara gajah dan manusia yang menimbulkan jatuh korban jiwa itu sempat terjadi juga di kawasan yang sama pada 2021.
Anak gajah itu memiliki tinggi badan 75 cm. Kemudian lingkar dada 97 cm, panjang badan 97 cm, berat badan 75,5 kg, dan berjenis kelamin betina.
Kabar gembira datang dari Pusat Konservasi Gajah (PKG) Provinsi Riau. Satu ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrana) telah lahir pada Sabtu (6/4) pada pukul 03.30 WIB dini hari.
Chicco Jerikho mendesak pihak keamanan dan pemerintah setempat mengusut secara tuntas terkait kasus kematian gajah di area konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved