Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PIHAK kepolisian didesak untuk mengusut tuntas kasus penembakan hyang menyebabkan tewasnya seorang warga Suku Anak Dalam atau yang dikenal dengan Orang Rimba.
Melempir alias Amin, 35, anggota kelompok Orang Rimba pimpinan Temenggung Jelitai di Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi, tewas ditembak saat melintas di areal perkebunan kelapa sawit PT APL (Adimulia Palmo Lestari), Jumat (18/11) malam.
Peristiwa penembakan yang menewaskan Melempir ini direspon keras oleh KKI (Komunitas Konservasi Indonesia) Warsi Jambi. Organisasi nonpemerintah yang selama ini aktif melakukan pendampingan kepada Orang Rimba, suku adat marginal yang ada di Provinsi Jambi, mengutuk keras dan mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini.
"Kami minta aparat keamanan mengusut tuntas kematian Orang Rimba ini, dan memulihkan trauma yang timbul bagi anggota kelompok yang saat ini pergi melangun setelah kematian anggota keluarga mereka,� kata Robert Aritonang, Manager Program KKI Warsi.
Menurut Robert, peristiwa ini menandakan perlindungan terhadap hak hidup Orang Rimba masih sangat lemah. Pengakuan dan kesetaraan orang rimba masih belum dihargai oleh pihak lain, sehingga dengan mudahnya melakukan tindakan penghilangan nyawa Orang Rimba.
Dikatakan, penindakan hukum yang tegas sangat penting untuk memberikan efek jera atas tindakan sewenang-wenang yang diterima Orang Rimba. Selain itu, juga penting dilakukan pemerintah saat ini, yakni tindakan pemulihan trauma berat yang dialami keluarga dari kelompok korban yang ketakutan pascaperistiwa berdarah tersebut.
Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono, melalui Kabid Humas Kombes Mulia Prianto, menegaskan kepolisian langsung bergerak cepat pascakejadian. Hanya dalam waktu tiga hari, tim gabungan Satreskrim Polres Batanghari dan Resmob Ditreskrimum Polda Jambi berhasil membekuk dua terduga pelaku.
Keduanya adalah adalah warga Desa Padang Kelapo, Marosebo Ulu, bernama Abdurahman, 40, dan Makmun, 53, yang tercatat bekerja sebagai petugas security PT APL. Namun, motif penembakan menggunakan senjata kecepek itu belum diketahui. Kedua tersangka saat ini dengan sejumlah barang bukti pendukung, sudah diamankan aparat ke Kantor Polres Batanghari untuk menjalani pemeriksaan. (OL-15)
JIKA lulus nanti, Pauzan akan jadi generasi pertama Suku Anak Dalam yang bisa menyandang gelar sarjana.
GEMA peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia juga terasa di pedalaman sekitar hutan di Jambi.
Konflik Suku Anak Dalam (SAD) dengan security perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Primatama Kreasi Mas (PKM) di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, berakhir damai.
TIGA pemuda dari keluarga Orang Rimba, masyarakat adat suku terasing atau populer juga dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi, resmi menjadi Polisi.
Serah terima senjata yang biasa digunakan untuk memburu hewan di hutan dilakukan di halaman Mapolres Bungo.
WARGA Desa Sungai Buluh Kecamatan Muarabulian Kabupaten Batanghari, Jambi, dibuat geger dengan penangkapan seekor ular piton raksasa dengan panjang delapan meter.
Seekor buaya muara berhasil diamankan warga, Kabupaten Batanghari, Jambi. Buaya dengan panjang 2,5 meter itu ditangkap usai terperangkap dalam jaring ikan milik warga.
KEBAKARAN hebat akibat aktivitas penambangan minyak secara ilegal masih terus terjadi di kawasan taman hutan raya Sultan Thaha Syaifuddin, Batanghari, Jambi.
Warga Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi, digegerkan dengan kemunculan seekor ular piton berukuran besar yang masuk di tengah perkampungan warga.
Tingginya intensitas hujan dan meluapnya air sungai Batanghari, Jambi, berimbas kepada warga yang tinggal di wilayah bantaran sungai. Banjir terus meluas hingga tiga kabupaten.
Festival Literasi Batang Hari 2023 diharapkan menjadi solusi dan wahana bagi ratusan sekolah dalam upaya mengakselerasi kualitas budaya literasi serta meningkatkan mutu pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved