Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Santri Nusantara di Jogja Galang Dana untuk Suharso Manoarfa

Ardi T Hardi
24/8/2022 08:27
Santri Nusantara di Jogja Galang Dana untuk Suharso Manoarfa
Komunitas Santri Nusantara menggalang dana untuk Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang dinilai menghina kiai dengan menyebut "amplop kiai"(MI/Ardi T Hardi)

KOMUNINTAS Santri Nusantara memulai melakukan penggalangan dana untuk Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Manoarfa di Sleman, DIY, Selasa (23/8) malam. Rencananya, aksi ini akan bergulir di daerah-daerah yang lain.

Kegiatan tersebut berlangsung di sebuah kedai kopi. Para santri melakukan orasi, membaca puisi, dan bernyanyi untuk menarik simpati pengunjung yang hadir.

"Sehubungan atas penyampaian statemen Suharso Monoarfa tentang pemberian 'Amplop Kiai' bagian dari awal tindakan korupsi, oleh karena itu, kami Santri Nusantara mengecam atas statemen saudara Suharso Monoarfa," kata Muhammad Sholeh Basyari, selaku koordinator acara. Ia pun menegaskan, yang disampaikan Suharso Manoarfa tersebut tidak benar.

"Penggalangan dana ini cara kita mengembalikan berapapun yang diberikan Suharso Manoarfa. Ini hikmat kita menjaga muruah kiai," kata dia.

Aksi saweran ini di Sleman ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan dan selanjutnya akan terus mengalir dilaksanakan di berbagai tempat.

Santri Nusantara, jelas dia, bertekad akan mengembalikan berapapun yang diberikan Suharso Monoarfa kepada kiai. Untuk itu semua bahu membahu dan hasil saweran ini akan diberikan kepada Monoarfa. Pada selanjutnya rencananya akan dilakukan di Purwokerto dan Banten.

"Ini cara kami. Ketika mengkritik, kami tidak harus demo ataupun bakar-bakar foto," kata dia.

Soleh pun mengatakan, Suharso Manoarfa tidak memahami sejarah. Ia pun merasa geli dengan yang dilakukan oleh Ketua Umum PPP tersebut karena tidak memahami basis massa partainya, yang merupakan dari umat Islam.

Soleh mengingatkan, sejarah mencatat, santri dan kiai merupakan bagian yang memerdekakan negeri ini. Bahkan, setelah kemerdekaan pun, para kiai membangun sumber daya manusia negeri ini dengan pesantren-pesantren. Kontribusi itu tidak ternilai.

"Kita ingin permintaan maaf yang tulus dari Suharso Manoarfa," tutup Soleh. (OL-13)

Baca Juga: Gempa 6,5 Magnitudo Guncang Bengkulu, tidak Berpotensi Tsunami



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya