Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
POTENSI rumput laut Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali sangat luar biasa. Namun, diakui oleh para petani Nusa Penida, potensi yang besar tersebut hingga saat ini belum ada ada sentuhan teknologi dan permodalan untuk mengolah rumput laut menjadi bahan produksi atau kemasan dengan harga jual yang tinggi.
Akibatnya, banyak rumput laut yang dipanen dijual secara mentah ataupun kering kepada pengepul. Salah seorang petani rumput laut, I Nyoman Sudiatmika mengatakan, dari semua rumput laut yang dipanen di seluruh wilayah Kecamatan Nusa Penida misalnya, baru sebagian kecil yang
diolah menjadi sabun cuci, sabun mandi, kerupuk, minuman dan sebagainya. Belum semua diolah. Bahkan petani lebih banyak yang langsung menjualnya setelah panen.
"Semuanya diproduksi dengan manual. Dikerjakan secara manual. Dicampur, direbus, diaduk, secara manual. Hasilnya belum optimal. Pasarnya juga masih sedikit. Makanya banyak petani langsung menjualnya dengan harga miring, sekitar Rp40 ribu perkilogram," ujar Sudiatmika, Rabu (10/8).
Warga yang pada dasarnya merupakan petani rumput laut dibina untuk menjadi pengusaha yang memanfaatkan rumput laut sebagai bahan dasar untuk diolah menjadi produk baru yang bernilai jual. Namun kalau tidak ada teknologi yang membantu maka ini juga kesulitan besar. "Awalnya pengemasannya dilakukan apa adanya. Jadi tidak paham desain atau pemberian merk. Oleh Coral Triangle Center (eksekutor COREMAP-CTI) hadir membantu selama kurang lebih setahun," Sudiatmika yang juga ketua kelompok Good Story Farm Nusa Penida.
Sekalipun dikerjakan secara manual, beberapa petani mulai beralih menjadi pembuat produk turunan rumput laut. Bersama Sudiatmika yang awalnya petani rumput laut akhirnya beralih menjadi pemilik UMKM produsen sabun mandi, sabun cuci tangan, dan yang paling laku sabun cuci piring, yang mampu diproduksi 100 liter per hari.
"Produksi sabun cuci piring sehari 100 liter untuk menjadi 600 botol dan dijual Rp10.000. Ini berkat binaan, kami bisa menaikkan harga dari yang sebelumnya Rp8.000," ujarnya.
UMKM dari hasil budidaya rumput laut milik Sudiatmika itu kini di distribusi untuk seluruh kawasan Nusa Lembongan-Nusa Penida, utamanya untuk kebutuhan hotel yang kembali dipenuhi wisatawan, pun juga ia menjual produknya hingga lintas dataran ke Kota Denpasar.
Petani lainnya bernama Wayan Sariwaningsih mengaku jika dirinya bersama dengan beberapa ibu lainnya berhasil membuat kerupuk dari rumput laut. "Ini produksinya manual, kalau satu bungkus seperempat kilogram Rp15.000, sehari dua orang saja bisa hasilkan 5 kilogram," kata Sariwaningsih.
Sariwaningsih mengaku usahanya terbantu sejak bergabung dalam program COREMAP-CTI penghujung tahun lalu. "Ada perubahan artinya, lebih bisa naikkan harga. Mudah-mudahan kita bisa memproduksi lebih banyak kalau alatnya sudah ada dan yang lebih canggih," katanya.
Melihat potensi yang besar tersebut maka Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) yang merupakan satuan kerja Bappenas RI berkolaborasi dengan warga Bali khususnya kawasan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung untuk budidaya rumput laut melalui Coral Reef Rehabilitation and Management Program Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI). Direktur Eksekutif ICCTF Tonny Wagey mengatakan dalam proyek yang didukung oleh Asian Development Bank (ADB) ini berusaha memberikan dampak besar dalam waktu singkat.
"Kalau bicara proyek itu pendek, 2 tahun habis. Kuncinya adalah bagaimana agar bisa diterima masyarakat. Misal mereka sukses tapi lebih bagus kalau ada alat itu bukan di kita, tapi melalui swasta atau pemerintah daerah," kata Tonny.
Sebab, apa pun potensi yang ada di masyarakat, jika itu tidak berdampak bagi masyarakat maka itu tidak ada faedahnya. Bantuan yang dilakukan oleh ICCTF itu sifatnya jangka pendek tetapi dampaknya besar. Sementara yang diharapkan adalah agar ada keberlanjutan dari pihak pemerintah atau swasta yang senantiasa dibina dengan cermat. Tujuannya adalah agar petani dan masyarakat Nusa Penida menikmati efek yang ditimbulkan dari program tersebut. (OL-13)
Baca Juga: Kiat Sukses Petani Milenial Bertani Jahe Merah di Sruwen
Asuransi Raksa telah melakukan strategi yang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Google Maps dan Waze, dua aplikasi navigasi populer, baru-baru ini mengumumkan sejumlah fitur baru.
Bagi pecinta fotografi mobile, memiliki smartphone dengan kualitas kamera setara iPhone 15 adalah impian. Namun, harga yang tinggi seringkali menjadi penghalang.
Festival LIKE pertama di 2023 lebih menekankan pada strategi FOLU Net Sink 2030 dan perhutanan sosial, maka tahun ini Festival LIKE 2 akan menekankan pada teknologi ramah iklim.
Rata-rata pengusaha travel disebutkan setuju dengan digitalisasi. Sebab, transaksi digital bisa lebih praktis digunakan, hingga mencegah terjadinya penipuan.
Realme kembali meluncurkan produk terbarunya, Realme 13, yang menawarkan sejumlah fitur canggih dengan harga terjangkau, yaitu sekitar Rp2 jutaan.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dirilis Kemenkes RI menunjukan angka prevalensi stunting di Kabupaten Klungkung pada 2023 berada di angka 4,9%.
Konsep festival yakni menggabungkan lomba-lomba untuk menunjukkan kreativitas, bakat serta inovasi yang bisa dipertunjukkan.
KERESAHAN 96 orang sopir yang masuk sebagai pegawai kontrak di Pemkab Klungkung, Bali, baik di Setda Pemkab Klungkung, DPRD, OPD hingga Camat, kian membuncah ketika ada rekrut ribuan CPNS
Para pedagang di blok A, C, D dan F juga menuntut listrik gratis seperti yang diberikan kepada pedagang di blok B dan E.
Perolehan suara legislatif di Klungkung sementara dipimpin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebanyak 13.534 atau sekitar 38,81%.
Pupuk organik dibuat menggunakan metode Osaki Jepang. Pupuk organik metode Osaki ini telah diuji coba untuk tanaman padi, jagung, kedelai, bawang, dan cabai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved