Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ANGGOTA Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPR RI Deddy Yevri Sitorus menilai usulan rencana menaikkan tiket naik ke Candi Borobudur menjadi Rp750 ribu untuk turis lokal dan US$100 untuk turis asing cenderung mengarah ke komersialisasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan lah yang pertama kali mengumumkan usulan itu.
Baca juga: Makin Solid, Relawan Konco Optimistis Antar Erick Thohir Ke Pilpres 2024
“Bagi saya tidak masuk akal kalau alasannya adalah konservasi, lebih cenderung komersialisai,” kata Deddy melalui keterangan resmi, Senin (6/6).
Menurut Anggota Komisi VI DPR itu, kalau niatnya membatasi jumlah pengunjung yang boleh naik ke Candi Borobudur tetap diangka 1.200 orang, tak harus dengan menaikkan harga.
Ia berujar, bagi pengunjung yang datang lebih dulu untuk naik Candi Borobudur dipersilakan hingga jumlah maksimum yang ditetapkan. Atau siapa yang mendaftar lebih dulu melalui aplikasi, diperbolehkan naik lebih dulu.
“Saya heran, kalau pakai prinsip konservasi yang dipakai, harusnya yang dibatasi jumlah orangnya saja, dan bukan kemampuan keuangannya”, tegas dia.
“Lalu apakah orang miskin tidak berhak untuk naik dan menikmati Candi Borobudur?” tambahnya.
Lebih lanjut, harga yang disebutkan Luhut itu jauh lebih besar dari situs bersejarah serupa di berbagai negara. Deddy mengaku melakukan riset harga tiket masuk ke situs Acropolis of Athens dan lainnya di Yunani dengan harga total tiket hanya €30 atau sekitar Rp464 ribu.
Demikian pula dengan situs warisan dunia yang ada di Italia yang mana tiket masuk ke 3 situs utama yaitu Collosseum, Forum dan Palatio seharga €18 atau sekitar Rp278 ribu saja.
Tidak jauh berbeda dengan situs terkenal lain di dunia yaitu Piramida Giza di Mesir dan Taj Mahal di India yang tiket masuknya hanya sebesar $25 - $30 atau sekitar Rp360- 433 ribu, yang sudah termasuk paket pemandu atau layanan foto.
“Sementara tiket Rp750 ribu itu hanya untuk naik ke atas Candi Borobusur. Ini siksaan dan ketidakadilan bagi rakyat kecil dan bisa berdampak negatif terhadap jumlah pengunjung ke Borobudur,” pungkas Deddy. (OL-6)
Plataran Indonesia memperkuat posisinya dalam industri pariwisata nasional dengan meluncurkan Plataran Bandung sebagai destinasi unggulan untuk pasar MICE.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Langkah ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun 2024 menuju Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah.
Strategi komunikasi dan branding untuk mempromosikan kawasan wisata di daerah seperti Banyumas, Jawa Tengah, menjadi isu krusial yang memerlukan tindakan konkret.
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved