Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SOLIDARITAS Aksi Masyarakat Militan Antiradikalisme dan Intoleransi (SAMMARI) menegaskan akan jadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman disintegrasi demi menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dewan Pembina SAMMARI, Inspektur Jenderal (Purn) Anton Charliyan mengatakan, pihaknya siap menghadapi siapa pun yang mengganggu keutuhan bangsa.
Bukan tanpa alasan, menurut Anton dan SAMMARI, saat ini ada ancaman nyata terhadap keutuhan bangsa, yakni gerakan-gerakan dari kelompok yang berbasis pada paham radikalisme dan intoleransi.
"Mereka adalah kelompok-kelompok yang berpaham radikal dan intoleran," ujar mantan Kapolda Jabar itu, Rabu (23/2).
Menurut Anton, bebagai kegaduhan di media sosial dan berita media massa
merupakan ulah kelompok-kelompok tersebut. "Ada yang ingin mengulingkan
Pak Jokowi sebagai pemerintah sah, ada yang ingin mendirikan khilafah,
dan macam-macam lagi," kata pria kelahiran Tasikmalaya itu.
Kepada orang-orang atau kelompok-kelompok yang ia sebut biang kegaduhan
itu, Anton mengingatkan agar segera insyaf dan menghentikan upaya-upaya
menggiring masyarakat ke dalam pertikaian dan perpecahan. Jika tidak, semua kelompok nasionalis yang tergabung dalam SAMMARI akan bergerak.
"Perlu diingat, masih banyak rakyat yang benar-benar cinta NKRI," ungkapnya.
SAMMARI, kata Anton, tak akan membiarkan Tanah Air dijadikan
tempat bernaung orang-orang radikal dan intoleran, apalagi sampai
dikuasi.
Apel nasional
Masih di lokasi yang sama, salah seorang tokoh SAMMARI, Budi Hermansyah
mengungkapkan, sejatinya hari ini dia dan rekan-rekannnya akan menggelar apel nasional yang melibatkan ribuan massa dari berbagai elemen bangsa.
"Aksi ini bertujuan untuk unjuk kekuatan dan melakukan gerakan moral
mengajak masyarakat agar sadar akan pentingnya melawan kelompok-kelompok radikal dan intoleran demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Tapi, pihaknya menghargai program PPKM yang sedang dijalankan pemerintah. Atas pertimbangan itu, Apel Nasional Bandung Lautan
Iket, Bandung Lautan Pangsi, Bandung Lautan Santri diundur sampai
pemerintah mencabut aturan PPKM.
Sejatinya, kata dia, apel nasional itu akan digelar hari ini di Monumen
Perjuangan Rakyat Jawa Barat. "Tadinya akan ada 10.000 orang yang hadir. Baik dari kalangan agama, kalangan budayawan, akademisi dan masyarakat umum," kata Budi yang juga merupakan Ketua Panitia Apel Nasional itu. (N-2)
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme di kalangan mahasiswa.
Perpanjangan Operasi Madago Raya merupakan upaya Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sulteng.
FILSUF sekaligus rohaniwan Franz Magnis Suseno menyampaikan bahwa sesungguhnya Indonesia berhasil dalam konteks reformasi, seperti menyatukan keragaman dan berbagai pandangan yang ada.
Berdasar World Happiness Index, negara yang indeks kebahagiaannya tinggi pada umumnya justru level beragama masyarakatnya rendah.
POLISI Malaysia telah menangkap tujuh dari 20 orang yang diyakini sebagai anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
Penguatan pencegahan menjadi penting bila berkaca pada dinamika perkembangan radikalisme terkini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved