Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Mahfud Ajak Kiai Sadarkan Masyarakat Madura Soal Bahaya Covid-19

Cahya Mulyana
16/6/2021 09:36
Mahfud Ajak Kiai Sadarkan Masyarakat Madura Soal Bahaya Covid-19
Seorang warga melintas di depan mural yang mengajak warga melawan covid-19 di Bangkalan, Madura.(AFP/Juni Kriswanto )

MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyadari peran penting ulama sebagai panutan masyarakat. Karenanya, ia meminta para pemuka agama Bangkalan, Madura untuk menyadarkan masyarakat supaya memahami bahaya covid-19 dan menjalankan protokol kesehatan.

“Kita melihat fakta, kebanyakan yang dibawa ke rumah sakit sudah parah. Untuk mencegah itu, para ulama bisa menyosialisasikan bahwa tes swab itu penting untuk mengetahui dan agar dapat mencegah,” ujar Mahfud saat menghadiri acara silaturahmi dengan alim ulama dalam rangka penanganan covid-19 di Bangkalan, Madura, melalui keterangan resmi, Rabu (16/6).

Dalam kegiatan ini, Mahfud hadir bersama Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron. Silaturahmi ini dihadiri ulama se-Bangkalan.

Baca juga: Penambahan Kasus Positif Covid di Garut dari Klaster Keluarga

Mahfud ingin penyadaran masyarakat terhadap bahaya covid-19 menggunakan pendekatan lokal. Karena kiai atau ulama merupakan panutan dan menjadi pihak yang paling didengar dan dipatuhi masyarakat.

“Jangan kita masih anggap covid-19 itu main-main. Lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus,” tuturnya.

Pemerintah, menurutnya, telah mengeluarkan sejumlah kebijakan termasuk bergandengan tangan dan meminta bantuan kepada Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Namun, masyarakat kita ini, apalagi di Bangkalan, kalau tokoh agama mencontohkan, dan bicara, mereka pasti ikut!” ujar Mahfud.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi inisiasi dalam merangkul kiai untuk sosialisasi pencegahan dan penyadaran bahaya covid-19. Itu diharapkan menekan lonjakan pasien covid-19 di Bangkalan.

"Kasus aktif covid-19 di Jawa Timur saat ini sebanyak 2.731. Meningkat 80% sejak awal lebaran. Kasus aktif di Bangkalan melonjak menjadi terbanyak di provinsi ini dengan sebanyak 451 kasus," katanya.

Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron mengatakan sebagian besar masyarakat yang terpapar covid-19 enggan pergi ke rumah sakit karena menunggu kondisi memburuk. Sehingga muncul kesimpulan di tengah masyarakat, jangan ke rumah sakit karena pasti mati.

“Di sini kita perlu meminta kiai menyadarkan masyarakat karena sebagian besar tidak mau swab. Bahkan ada satu pesantren gagal di-swab karena semua santrinya kabur,” ujarnya.

Salah satu Kyai yang hadir, KH Ahmad Romli Fakhri dari Kecamatan Kokop, Bangkalan, mengaku senang atas keinginan Mahfud mengajak kiai untuk menyadarkan masyarakat.

"Selama ini masyarakat lebih percaya bahwa covid-19 itu hoaks dan banyak informasi tidak benar di masyarakat. Sehingga, kiai harus menjadi terdepan dalam mensosialisasikan fakta sesungguhnya tentang covid-19 dan upaya pencegahannya," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya