Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

DPW NasDem Jatim Gelar Diskusi Soal Potensi Tanaman Porang

Reno Reksa
29/5/2021 16:31
DPW NasDem Jatim Gelar Diskusi Soal Potensi Tanaman Porang
Ketua DPW Nasdem Jawa Timur, Sri Sajekti Sudjunadi, memimpin acara Diskusi Besar Porang: Emas atau Fatamorgana.(Metro TV/Reno Reksa)

DPW Partai NasDem Jawa Timur mengadakan acara Diskusi Besar Porang: Emas atau Fatamorgana, pada Sabtu (29/5). Acara itu digelar secara hybrid yang diikuti oleh petani porang dan kader partai Nasdem di seluruh Indonesia.

Dalam acara tersebut, Direktur Akabi Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Amirudin Pohan, mengatakan animo masyarakat terhadap tanaman porang mengalami peningkatan. Jika pada 2020 lahan tanam porang di Indonesia seluas 20.000 Ha, kini pada Maret 2021 lahan tanam porang sudah mencapai 47.000 Ha.

Baca juga: DPP Partai NasDem Pimpin Konsolidasi Partai di Sulut

“Pak Menteri Pertanian mentargetkan sebelum 2024, lahan tanam khusus komoditi porang harus mencapai 100 ribu hektar,” papar Amirudin.

Saat musim panen, setiap satu hektar tanaman porang bisa menghasilkan 10 ton umbi basah. Namun saat sudah melalui pengeringan, akan menghasilkan umbi kering sebanyak 15% dari berat umbi basah atau sekitar 1,5 ton umbi kering per hektarnya.

Amirudin juga mengatakan bahwa produksi porang Indonesia, 90% persen di antaranya untuk memenuhi pasar luar negeri alias ekspor. Sedangkan 10% sisanya baru digunakan untuk keperluan pasar dalam negeri. Namun sejak 2020 yang diperbolehkan untuk diekspor adalah porang kering (chip), bukan porang basah dan benih.

“Tahun 2020 lalu, kita ekspor porang 20.000 ton. Ini hampir mencapai 1 triliun rupiah. Tiongkok jadi negara tujuan utamanya,” imbuh Amirudin.

Di sisi lain, Catur Endah Prasetiani, Kasubdit Pengembangan Usaha Kemitraan, Hutan Rakyat dan Adat KLHK RI, menambahkan bahwa lahan yang boleh ditanami adalah lahan produksi, bukan konservasi atau lindung. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem alam. Selain itu, KLHK RI juga mengaku siap membantu para petani terkait dengan legalitas lahan.

“Soal porang, kami menyarankan agar metode penanamannya bukan monokultur, tapi pakai metode agroforestry,” imbuh Catur.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel, Syaharudin Alrif, mengatakan acara diskusi mengenai porang ini mencerminkan komitmen Partai Nasdem untuk mendorong ekonomi negara, sekaligus keberpihakan kepada kaum petani.

“Lewat acara ini, Partai NasDem juga ingin menunjukkan kepada anak muda bahwa bertani itu juga menjanjikan untuk masa depan kalau dikelola dengan benar,” pungkasnya.

Tanaman porang sendiri diketahui memiliki manfaat bagi tubuh manusia seperti menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol dan gula darah, serta mencegah penyakit kanker.  (A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya