Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WARGA yang berprofesi sebagai nelayan di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, akhirnya bisa kembali turun ke laut setelah mendapat bantuan perahu dan mesin dari Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA).
Ketua Nelayan Desa Tompe, Aswad Utobembe ,52, mengatakan, pascabencana gempa bumi yang disusul tsunami 28 September 2018 lalu, membuat banyak nelayan banting stir demi bisa mendapat penghasilan. Menurutnya, pascabencana itu hampir semua nelayan dari jumlah 180 orang bekerja serabutan.Karena sudah tidak memiliki perahu, mesin, dan alat tangkap ikan.
"Kurang lebih setahun itu teman-teman nelayan di sini menjadi buruh bangunan. Bahkan ada yang sampai pindah ke Kalimantan untuk mencari pekerjaan karena sudah tidak ada perahu yang bisa dipakai," aku Aswad saat ditemui Media Indonesia di Desa Tompe, Minggu (20/12).
Kurun waktu setahun, nelayan Desa Tompe menaruh harapan kepada pemerintah agar bisa mendapatkan bantuan perahu, mesin, dan alat tangkap, namun bantuan tidak kunjung datang hingga akhirnya lembaga kemasyarakat yang fokus kepada nelayan yakni KIARA memberikan asa kepada nelayan.
"Kurang lebih setahun pascabencana bantuan baru datang. Itu pun hanya dari KIARA," sebut Aswad.
Saat bantuan perahu dan mesin dari KIARA didistribusikan, membuat warga di Desa Tompe kembali bersemangat untuk turun ke laut mencari ikan.
"Alhamdulillah ketika kami dibantu perahu dan mesin ekonomi keluarga bisa kembali membaik," imbuh Aswad.
Nelayan Desa Tompe lainnya Asman ,38, menambahkan, setahun pascabencana ekonomi nelayan di Desa Tompe sangat susah.
Jangankan modal untuk melaut, biaya hidup sehari-hari bersama keluarga saja nelayan di Desa Tompe tidak mampu.
Pasalnya, saat bencana terjadi seluruh perahu, mesin, dan alat tangkap mereka hilang dan rusak disapu tsunami.
"Susah ekonomi. Dan banyak dari kami nelayan akhirnya jadi buruh yang upahnya tidak seberapa," ungkapnya.
Baca juga : Nelayan Tompe Dua Tahun Lebih Hidup Tanpa Rumah
Asman menjelaskan, setelah bantuan masuk dari KIARA, nelayan di Desa Tompe akhirnya bisa bernafas lega.
Pasalnya, ekonomi bisa kembali pulih dari hasil penjualan ikan tangkapan di laut.
"Per hari kami bisa dapat Rp150 ribu sampai Rp200 ribu. Alhamdulillah cukup untuk biaya hidup keluarga. Termasuk untuk menyekolahkan anak-anak," tandasnya.
Sementara itu, Deputy Monitoring, Evaluation and Learning KIARA Nibras Fadhlillah menjelaskan, bahwa bantuan perahu dan mesin sebanyak 130 unit yang didistribusikan untuk nelayan di Desa Tompe dilakukan secara bertahap.
Di mana, pendistribusian pertama dilakukan di akhir 2018 hingga pendistribusian kedua dilakukan di awal 2019.
"Namun sebelum kami memberikan bantuan ke nelayan di Desa Tompe, lebih dulu kami lakukan pendataan agar bantuan kami tepat sasaran sehingga ditemukan 130 nelayan sebagai penerima bantuan," sebut Nibras.
Menurutnya, setelah setahun lebih diberikan bantuan nelayan di Desa Tompe bisa kembali bangkit dan mandiri.
"Kami senang mendengar ekonomi nelayan di sini (Tompe) kembali membaik. Bahkan mereka bisa tetap membiayai anak-anak mereka untuk bersekolah," ungkap Nibras.
Selain memberikan bantuan, KIARA juga memberikan pendampingan kepada seluruh nelayan di Desa Tompe.
Di mana, nelayan di Desa Tompe diberikan pemahaman tentang mitigasi bencana dan bagaimana menjaga ke berlangsung ekosistem laut.
"Sama seperti nelayan di Palu. Di Desa Tompe juga nelayannya kami berikan pemahaman tentang mitigasi bencana dan bagaimana menjaga ekosistem laut sehingga masih terus bisa memberi penghidupan untuk nelayan," pungkas Nibras. (OL-7)
DEPUTI Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman mengukuhkan Rony Hartawan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (24/7).
GUBERNUR Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdi Mastura mengumumkan beberapa partai politik yang akan mendukungnya dalam pencalonan periode kedua Pilkada Sulteng.
Terhadap salah seorang kader PKB, yang memilih sebagai bakal calon wakil gubernur dari partai lain tersebut, Guz Jazil menegaskan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memberikan sanksi.
Kapolda Sulteng Irjen Agus Nugroho memberikan teguran keras kepada Direktur Lalulintas (Dirlantas) Kombes Dodi Darjanto yang diduga lakukan kekerasan verbal pada jurnalis.
PARTAI Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi mendukung pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri (AA-AKA) untuk berkompetisi dalam Pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Tengah (Pilkada Sulteng) 2024.
Gerindra Sulteng mengimbau seluruh kadernya mendukung dan memenangkan pasangan bakal calon Ahmad HM Ali dan Abdul Karim Aljufri di pilkada serentak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved