Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tenaga Pendidik Diharap Lakukan Riset Hingga Proses Hilirisasi

Bayu Anggoro
25/11/2020 13:05
Tenaga Pendidik Diharap Lakukan Riset Hingga Proses Hilirisasi
Ilustrasi(MI/Djoko Sardjono )

PARA  tenaga pendidik khususnya dosen profesional memiliki kewajiban untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi, terutama dalam penelitian. Mereka pun diharapkan melakukan riset sampai pada proses hilirisasi. Selain untuk kepentingan riset dalam membantu pembangunan bangsa, hal inipun merupakan  bentuk akuntabilitas perguruan tinggi kepada masyarakat dalam aktivitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM).

Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung (Unisba), Atie Rachmiatie, di sela-sela acara Bandung Annual International Conference (BAIC) 2020.

Baca juga: Tenaga Pendidik Harus Menjadi Agen Perubahan

Konferensi internasional secara virtual itu diselenggarakan dua simposium  yakni Science and Technology Research Symposium (SiReS) untuk bidang ilmu sains dan Social Humanities Research Symposium (SoReS) untuk bidang sosial humaniora. Atie menjelaskan, hilirisasi riset yang sudah direncanakan dengan baik dan mengacu pada prioritas riset nasional serta peta jalan riset perguruan tinggi dapat menghasilkan publikasi ilmiah.

Beberapa di antaranya sepeti artikel di jurnal nasional atau internasional bereputasi, buku ajar, buku referensi, termasuk artikel yang didisseminasikan dalam international conference ini. Dia menyontohkan, sejumlah jurnal yang ada saat ini difokuskan pada penelitian terkait penanganan dan penanggulangan covid-19.

Hal inipun sesuai dengan acuan pemerintah yang mengacu kepada kondisi negara  yang masih dilanda pandemi. "Sebetulnya tidak ada yang  berbeda dari tahun sebelumnya. Tapi untuk riset tahun ini fokus pada penanganan covid-19," katanya.

Jumlah peserta konferensi internasional BAIC 2020 sedikit berkurang dari sebelumnya. Namun, kata Atie, tahun ini lebih banyak peserta dari berbagai negara tetangga yang ikut berkontribusi dalam kegiatan tersebut.

"Kurang lebih ada 250 peserta yang ikut. Terus tahun ini juga banyak peserta dari negara luar seperti Thailand, Vietnam, Taiwan atau Malaysia. Kalau dilihat dari segi sebaran peserta cukup baik dan bervariasi," jelasnya.

Penyelenggaraan 3rd BAIC 2020 mengambil tema Inclusive Development for Sustainable Economic Growth and Human Welfare. Pembicara kunci (keynote speakers) di antaranya Prof. Rangga Handika (Tokyo International University, Jepang), Assoc. Prof. Bongkosh Ngamsom Rittichainuwat (Siam University, Thailand), Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E, M.Si (Universitas Islam Bandung). Sedangkan tema SiReS 2020 adalah Innovation of Technology for developing Economic Growth and Human Welfare dan tema SoReS 2020 adalah Islam, Media and Education in the Digital Era.

Di tempat yang sama, Rektor Unisba, Edi Setiadi, menambahkan, jurnal penelitian tahun ini memang difokuskan pada penanganan penanggulangan covid-19. "Arah penelitian kita memang kesana (penanganan penanggulangan covid-19). Tapi, kita juga membuka untuk jurnal dengan tema lain," ucapnya.

Edi menyebut, hasil riset dan penelitian yang dilakukan Unisba melalui LPPM diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi dunia pendidikan, melainkan bisa berguna bagi masyarakat luas, khususnya dimanfaatkan di tengah kondisi pandemi covid-19. "Banyak riset yang sudah kami kerjakan dan diterapkan seperti dibidang kedokteran atau farmasi misalnya, hand sanitizer mengandung herbal (visi-misi Islam), jamu alami dan alat khusus untuk penanganan pasien covid," katanya. (BY/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya