Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat terus melakukan antisipasi banjir pada musim hujan kali ini, salah satuanya adalah dengan melakukan normalisasi aliran sungai. Pembersihan juga dilakukan di berbagai saluran air terutama yang kewenangannya berada di Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat.
Kepala Dinas SDA Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, pihaknya bersama unsur lainnya seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengantisipasi datangnya musim hujan saat ini. "Kami sudah berkoordinasi, sudah membersihkan aliran-aliran air untuk mengantisipasi banjir," kata Dikky di Bandung, Kamis (22/10).
Baca juga: Sungai Citarum Meluap, Bandung Selatan Banjir
Dia menyebut, dari enam wilayah sungai di Jawa Barat, terdapat ratusan titik rawan banjir terutama yang terjadi hampir setiap tahun. Oleh karena itu, pihaknya melakukan berbagai upaya seperti menormalisasi aliran wilayah sungai.
Dikky menyontohkan, dari enam wilayah sungai yang ada di Jawa Barat, pihaknya sudah menormalisasi di bagian selatan seperti Cisadea-Cibareno dan Ciwulan-Cilaki. Normalisasi dilakukan seperti dengan pembersihan sampah dan pengerukan sehingga memperlancar aliran air.
"Karena ada juga yang kewenangannya di BBWS," ujarnya. Selain itu, lanjut Dikky, pihaknya terus berupaya memperbaiki sistem peringatan dini (early warning system) banjir di setiap aliran sungai.
Dia mengakui saat ini belum semua aliran sungai memiliki sistem peringatan dini tersebut sehingga pihaknya masih memberlakukan cara-cara manual untuk mendeteksi datangnya banjir. "Masih banyak yang belum punya early warning system," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menerjunkan tim kaji cepat di enam UPTD yang berada di bawah Dinas SDA Jawa Barat. Terdapat sedikitnya enam petugas di setiap aliran sungai tersebut.
Mereka bertugas 24 jam penuh untuk mencatat debit dan ketinggian air di setiap daerah aliran sungai terutama yang merupakan titik rawan banjir seperti di Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, dan Sukabumi. "Kita turunkan petugas untuk membaca curah hujan, melaporkan ketinggian air. Sehingga nanti bisa segera menginformasikan jika diperkirakan banjir," katanya.
Selain itu, lanjutnya, tim kaji cepat juga bertugas untuk membersihkan
dan memperbaiki aliran air agar daya tampungnya maksimal. "Ada yang piket, untuk antisipasi jika ada infrastruktur yang rusak, banyak sampah, dan sebagainya," ujarnya.
Sebagai contoh, dia menyebut tim khusus tersebut sudah memperbaiki saluran pembuang irigasi sungai yang jebol di Cileunyi, Kabupaten Bandung. "Tapi memang kami mengerjakan yang sifatnya kedaruratan, yang memungkinkan untuk kami kerjakan," katanya. (BY/A-1)
SETIAP 27 Juli, masyarakat memperingati Hari Sungai Nasional sebagai bentuk kepedulian terhadap upaya pelestarian sungai (air) sumber kehidupan kota dan kita.
Sebanyak 9 sungai saat ini sudah dinormalisasi dan 7 lainnya menyusul
PEMPROV DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp130 miliar pada tahun ini untuk pembebasan lahan khusus bagi program normalisasi Kali Ciliwung.
Puluhan masyarakat kerja bakti membersihkan Kali Pulo sebagai bagian dari program BRI Jaga Sungai, Jaga Kehidupan.
BIDANG Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kota Depok, Jawa Barat, melakukan berbagai strategi untuk mengatasi masalah banjir di Kota Depok.
Pembebasan lahan untuk normalisasi di Rawajati ditargetkan selesai akhir tahun ini. Nantinya, ada area sepanjang 500 meter di sisi kanan dan kiri yang jadi sasaran normalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved