Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ANEKA kerajinan perak, mulai dari tea set, wadah sesaji, mangkuk, kotak cerutu, kotak perhiasan, hingga perhiasan, dijejer di ruang pamer Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Barang tersebut merupakan bukti kejayaan kerajinan perak di Yogyakarta. Selain kerajinan batik dan gerabah, Jogja juga dikenal sebagai kota kerajinan perak. Namun, pamor sebagai tempat kerajinan perak mulai meredup setelah krisis ekonomi 1998.
Pameran kerajinan perak tersebut berjudul Rajata: Perak dan Kisah di antaranya. Rajata merupakan sebutan perak dalam bahasa Sanskerta. Pameran ini diselenggarakan oleh Museum Sonobudoyo sejak tanggal 4-24 Agustus 2020 di Gedung Pameran Temporer pukul 09.00-21.00 WIB.
Kurator pameran, Ayudipta Kirana menjelaskan, perak amat lekat dengan Yogyakarta. Jika dilihat pertumbuhan Kotagede sebagai sentra kerajinan perak, kerajinan ini diperkirakan sudah muncul sejak periode Kerajaan Mataram Islam (16 M). Masa keemasan kerajinan perak di Kotagede dimulai pada 1930-an. Semua itu tidak lepas dari peran kelompok masyarakat Eropa yang tinggal di Hindia-Belanda hingga pemerintah kolonial bekerja sama untuk membangun sektor kerajinan perak ini.
Mereka membantu dalam banyak hal, mulai suntikan dana, memasukkan para pengrajin lokal ke perusahaan-perusahaan perak Eropa untuk mengasah kemampuan mereka, ajakan untuk melakukan pameran kesenian, hingga mendirikan sekolah kerajinan.
Industri perak Kotagede bahkan mampu bertahan pada masa Depresi Ekonomi (1929-1939) atau yang dikenal dengan nama Malaise. Di antara tahun 1938-1939, 70 usaha di Kotagede yang mampu mengolah perak dan menyerap banyak tenaga kerja. Di sisi lain, pada 1940an, Kunstambachtsschool atau Sekolah Seni Kerajinan didirikan. Sekolah yang diprakarsai oleh Java Instituut, turut andil dalam
perkembangan ornamen seni hias pada kerajinan perak.
Pendirian Kunstambachtsschool memang bertujuan untuk mendidik masyarakat lokal dalam memproduksi perak sebagai kerajinan maupun perlengkapan makan yang digunakan oleh para bangsawan dan elit kolonial.
"Kunstambachtsschool berdiri dari 1941-1943. Seiring masuknya Jepang ke Indonesia, sekolah ini ditutup," terang Ayu saat pembukaan pameran, Senin (4/8).
Invasi Jepang juga membuat industri perak kembali anjlok. Akibatnya, kerajinan perak yang berkualitas terpinggirkan dengan memunculkan produksi karya yang lebih murah dengan campuran bahan logam lainnya.
Setelah 1945, industri perak di Yogyakarta, khususnya di Kotagede mulai beradaptasi dengan sosial, politik, ekonomi, dan budaya saat itu. Perombakan industri perak tampak pada modernisasi teknik serta pengelolaannya. Bahkan, pada 1972, perak Kotagede berhasil memasarkan produknya ke negara-negara di Asia, Australia, Eropa, hingga benua Amerika.
baca juga: Budidaya Anggur di Perkampungan
Industri perak Kotagede kembali terpukul akibat dua krisis ekonomi, yaitu pada 1997 dan 2008. Di satu sisi, harga bahan baku kian tinggi, sedangkan di sisi lain daya beli masyarakat menurun sehingga industri perak Kotagede menjadi lesu. Cerita tentang pernak dan pernik kerajinan perak di Yogyakarta inilah yang coba dihadirkan di pameran Rajata. Museum Sonobudoyo memiliki sekitar 300 benda kerajinan perak. Untuk pameran ini, pihaknya hanya mengeluarkan sekitar 20 koleksi, termasuk peralatan yang digunakan untuk membuat kerajinan perak.
"Pameran ini menceritakan perjalanan perak sejak berabad-abad silam. Sejarah membawa cerita perak dan Sonobudoyo pada satu benang merah melalui Kunnstambachtsschool," kata Kepala Museum Sonobudoyo, Setyawan Sahli.
Melalui pameran ini, Sonobudoyo berharap industri perak terus lestari di Yogyakarta, khususnya Kotagede. (OL-3)
Generasi muda harus berani menjadi diri mereka sendiri dan bersinar dengan cara masing-masing karena kita semuanya berharga.
Misi utamanya, pendidikan vokasi harus berkontribusi terkait perkembangan ekonomi di daerah.
Yogyakarta dan Solo punya historis yang cukup panjang dalam perjalanan sepak bola di Indonesia.
Workshop ini digelar untuk membangun pemahaman masyarakat terkait pengelolaan keuangan secara bijak dalam keseharian.
Yogyakarta jadi lokasi turnamen karena dianggap sebagai barometer sepak bola putri di Tanah Air.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
GELARAN Business Matching dan UMKM Expo Jateng yang dihelat di Trans Studio Mall, Kota Denpasar, Bali, resmi dibuka pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Dalam memperingati HUT Dekranas ke-44, pameran berskala nasional berlangsung selama empat hari mulai 15-18 Mei 2024 di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah.
Pameran untuk UMKM merupakan hal yang sangat bermanfaat. Bahkan ide untuk membuat Karuhei Ethnic juga didapatkan dari event pameran seperti ini.
Dia mengikuti BRILIANPRENEUR 2023 dan mendapat tempat khusus sebagai alumni New York Now.
Rumput purun disulap menjadi berbagai macam produk fungsional, salah satunya jadi tas cantik.
Ada beberapa etnis yang ada untuk ikut berpartisipasi dengan menampilkan kuliner yang menjadi ciri khas masing-masing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved