Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sudah Satu Bulan Penumpang Terlantar di Pelabuhan Larantuka

Ferdinandus Rabu
12/5/2020 11:48
Sudah Satu Bulan Penumpang Terlantar di Pelabuhan Larantuka
Para penumpang terlantar sudah sebulan tidur di kapal yang berlabuh di Pelabuhan Larantuka, NTT, Selasa (12/5/2020).(MI/Ferdinadus Rabu)

DAMPAK penutupan pelayaran antarpulau dari dan menuju Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, para penumpang yang hendak menuju Kabupaten Lembata terpaksa tertahan di Pelabuhan Larantuka, Kabupatren Flores Timur. Lebih dari sebulan para penumpang ini terlantar di Pelabuhan Larantuka tanpa kepastian. Sebagian penumpang terpaksa tidur di dalam kapal menunggu jadwal pelayaran kembali dibuka. 

Para penumpang ini berharap Pemkab Lembata bisa segera membuka pelayaran tersebut. Para penumpang mengaku siap dikarantina jika protapnya seperti itu asalkan pelayaran kembali dibuka dan mereka bisa segera pulang ke Lembata.

"Sudah sebulan lebih saya di sini pak. Mau bagaimana, karena Pemkab Lembata tutup pelayaran, sehingga saya dan penumpang lainnya terlantar. Hanya menunggu saja di pelabuhan ini. Ada yang tidur di pelabuhan, ada juga yang tidur di dalam kapal. Kami ingin kembali tapi pelayaran masih ditutup sehingga kami hanya menunggu di sini. Kami minta Pemkab Lembata bisa segera membuka pelayaran ini. Kami siap dikarantina jika memang seperti tu, asalkan kami bisa segera pulang, karena sudah sangat lama kami berada di sini tanpa kepastian. Ada juga suami istri dan anak-anak yang tidur di dalam kapal ini. Kami mohon Pemkab Lembata bisa melihat ini, membuka pelayaran agar kami bisa pulang," kata Oskar Mestuli, penumpang kapal terlantar, Selasa (12/5).

Penumpang lainnya, Rosalina, sambil berlinang air mata hanya bisa memohon Pemkab Lembata membuka kembali pelayaran agar ia bisa kembali pulang ke kampung halamnnya di Lembata.

"Saya sedih pak, belum pulang. Hanya tunggu saja dalam kapal. Syukur masih ada kebaikan hati dari kapten kapal ini yang mau kami tinggali di dalam kapal. Tapi mau sampai kapan seperti ini? Kami minta bupati bisa segera membuka kembali pelayaran jalur laut ini. kami siap dikarantina jika sampai di sana nanti asalkan kami bisa segera pulang. Tolong pak bupati," ungkap Rosalina sambil sesekali menyeka air matanya.

Valentinus Boli Lengari penumpang lainnya juga menimpali kondisin yang sama. Sebulan berada dalam kapal saja. Kondisinya masih sedikit beruntung karena ia dan beberapa penumpang lainnya  mendapat perhatian Pemkab Flotim di salah satu penginapan. 

baca juga: 

"Saya di Larantuka sejak 5 April lalu pak. Mau pulang Lembata tapi tidak bisa karena Pemkab Lembata telah menutup pelayaran antar pulau. Sehingga saya dan penumpang lainnya hanya tidur di dalam pelabuhan. Lalu nahkoda kapal mempersilahkan kami untuk boleh tidur di dalam kapal. Hampir sebulan lebih kami di sini, dan syukur Pemkab Flotim akhirnya bisa membantu kami dan meyiapkan tempat penginapan. Tapi kami tidak tahu sampai kapan ini, sehingga kami harap Pemkab Lembata bisa segera membuka pelayaran agar kami tidak semakin lama di sini," harap Valentinus. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya