Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) tengah berupaya membuat Sungai Citarum produkdif dalam kegiatan perikanan. Upaya itu dilakukan dalam wadah Program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2018 lalu.
Untuk diketahui, program itu mencakup percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran Sungai Citarum serta waduk kaskade Citarum (Saguling, Cirata dan Ir H Djuanda).
Kepala BRPSDI Aulia Riza Farhan mengklaim telah memiliki tiga solusi jangka pendek dan panjang guna mendukung kegiatan budidaya ikan ini.
Solusi pertama merupakan solusi jangka pendek berupa penggunaan teknologi keramba jaring apung dengan sistem manajemen melalui resirkulasi dan tanaman.
Baca juga: Berdaya karena Tangan Swasta
Teknologi yang dimaksud bernama KJA SMART. Nantinya teknologi ini mampu melakukan pencegahan dan pengendalian masalah lingkungan hidup yang disebabkan limbah fosfat (PO43-) pada ekosistem air tawar.
Pengendalian ini mengadopsi sistem akuaponik yang telah dimodifikasi sehingga dapat diterapkan di perairan terbuka waduk/danau.
“Solusi kedua yaitu teknologi eelway yang merupakan salah satu bentuk teknologi fishway (jalur ruaya ikan) guna mempermudah ikan melewati konstruksi melintang sungai yang dibuat manusia. Eelway sangat diperlukan dalam rencana pembangunan waduk-waduk di Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi kepada Media Indonesia, Selasa (11/2).
Menurut Peneliti Utama BRPSDI Didik Wahyu Hendro Tjahjo, eel merupakan bahasa lain dari ikan sidat.
Menurut Aulia, ikan ini primadona perikanan budidaya Indonesia yang tengah menjadi perhatian dunia. Sejalan dengan menurunnya produksi benih sidat dunia. Salah satu penyebabnya adalah pembangunan DAM di beberapa ruas sungai habitat sidat menghambat ruaya sidat. Teknologi eelway diharapkan jadi jawaban persoalan tersebut.
Selanjutnya untuk solusi yang ketiga merupakan solusi jangka panjang. Melalui penerapan teknologi pemacuan stok beberapa jenis ikan atau dinamakan Culture Based Fisheries (CBF).
Teknologi ini bertujuan meningkatkan/memacu rekruitmen alami satu atau beberapa jenis ikan dari kelompok planktivora-herbivora yang dihasilkan dari panti perbenihan untuk ditebar di suatu badan air.
Dalam program ini, ikan-ikan tersebut tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami sehingga produksinya meningkat mendekati daya dukung perairan/alaminya.
Aulia menambahkan, ini dapat dikelola oleh sekelompok masyarakat dengan pendampingan (ko-manajemen) dan dikembangkan melalui sistem insentif. Dengan demikian, CBF dapat menjadi program alih profesi bagi pekerja dan pemilik KJA yang terkena dampak penertiban.
“Dalam studi kasus untuk Waduk Ir Juanda, optimalisasi perikanan tangkap melalui pengembangan CBF diestimasi mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap hingga 1.500 ton/tahun dan memberikan manfaat dalam memberi ruang bagi masyarakat mendapatkan mata pencaharian alternatif/alih profesi,” saran Didik. (OL-1)
Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong wirausaha muda untuk mengembalikan produk-produk inovatif yang berbasis ekonomi biru (blue economy) di sektor kelautan dan perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan tingginya angka kematian di kapal perikanan yang diduga terkait dengan kasus perbudakan
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan harapannya agar CEO Tesla Inc. dan SpaceX Elon Musk, dapat menyediakan akses internet yang terjangkau
Tim gabungan berhasil menangkap tiga tersangka dan menyelamatkan 125.684 ekor benih lobster dari dua lokasi di Kota Jambi.
Ditjen PSDKP di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan menemukan modus baru penyelundupan manusia dari Indonesia ke Australia.
SEBANYAK 12 orang, termasuk 6 Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok di NTT berhasil diamankan karena diduga terlibat dalam kasus penyelundupan orang via jalur laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved