Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan warga telah ditemukan jejak satwa menyerupai jejak tapak Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae). Jejak satwa dilindungi itu ditemukan di Jalan Garuda Sakti kilometer 6 atau sekitar permukiman masyarakat di RT 14/RW 11, Desa Karya Indah perbatasan Kota Pekanbaru dengan Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Kepala BBKSDA Riau, Suharyono mengatakan jejak tersebut berjarak sekitar 18 km dari lokasi hutan lindung taman hutan rakyat (Tahura) Minas. Temuan jejak berada di lansekap antara Tahura Minas dengan perumahan BSD Kaita yang merupakan area perkebunan.
"Hasil pengecekan memang benar bahwa di lokasi tersebut tim menjumpai adanya jejak satwa liar. Tim melakukan pengukuran jejak dengan lebar 14 cm dan panjang 14 cm. Sedang jarak kaki depan dan belakang adalah 84 cm. Jejak ini ditemukan warga pada hari Minggu pagi. Dilihat dari jejak dan juga langkah kaki depan dan belakang, diduga jejak tersebut merupakan jejak satwa liar termasuk kucing besar atau Harimau Sumatra," kata Suharyono di Pekanbaru, Selasa (3/12/2019).
Dijelaskan Suharyono, saat mendengar laporan termuan warga, BBKSDA menindaklanjuti laporan tersebut. Tim Rescue BBKSDA Riau segera diturunkan.
"Tim berangkat dari PLG Minas menuju Desa Karya Indah dan langsung berkoordinasi dengan perangkat desa serta warga setempat. Setelah berkoordinasi, tim langsung menuju ke lokasi terkait ditemukan jejak satwa liar tersebut," jelasnya.
Suharyono mengungkapkan, tim menuju ke lokasi didampingi oleh anggota penanggulangan konflik satwa liar yang sekaligus anggota MPA Desa Karya Indah. Hasil pengecekan di lokasi tersebut, dipastikan telah ditemukan jejak satwa liar diduga Harimau Sumatra tepatnya di sekitar pemukiman masyarakat di RT 14/RW 11, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
Sebelumnya, pada Jumat (29/11), warga yang sedang memancing di pinggiran Sungai Siak, melihat adanya satwa harimau Sumatra.
baca juga: Polres Karawang Amankan 78,6 kg Ganja
"Warga telah melaporkan perjumpaan harimau itu kepada anggota penanggulangan konflik satwa liar. Saat ini tim masih melakukan penelusuran," jelasnya.
Selain itu, tim BBKSDA Riau juga menyosialisasikan kepada masyarakat agar berhati hati jika melakukan aktivitas di sekitar lokasi. (OL-3)
Nenek moyang harimau berasal dari Asia, bukan Afrika. Mereka berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan Asia, sehingga memiliki karakteristik yang sesuai dengan habitat tersebut.
Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) ditemukan mati terjerat di Sigaruntang, Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (25/7).
Balai Besar KSDA Riau melakukan pelepasliaran seekor Harimau Sumatra berjenis kelamin betina bernama Puti Malabin di landscape Rimbang Baling Provinsi Sumatera Barat, pada Jum'at (28/6).
SEEKOR harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) membuat geger warga di Kecamatan Gunung Tanang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) karena memasuki kawasan permukiman.
HARIMAU sumatra nyaris memangsa pasangan suami istri (pasutri) yang sedang berada di kebun kopi di Bengkulu, Beruntung pasangan suami istri ini berhasil menyelamatkan diri.
Seorang pekerja perusahaan perkebunan tewas diterkam harimau sumatra di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Jumat (9/5).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved