Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KASUS demam berdarah di Kabupaten Flores Timur, NTT, terindikasi meningkat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Flores Timur mencatat sejak Januari hingga September ditemukan 41 kasus demam berdarah.
Kepala Dinas Kesehatan Flotim, dr Ogi Silimalar melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Sudirman Kia, saat dikonfirmasi Rabu (30/10), mengakui saat ini masyarakat harus waspada terhadap bahaya demam berdarah karena ada tren meningkat dibandingkan tahun lalu.
"Terkait kasus demam berdarah ada trend meningkat setiap tahunnya. Tahun lalu sebanyak 11 kasus, tetapi pada tahun ini kasusnya lebih tinggi yakni 41 kasus yang tersebar di sejumlah puskesmas. Puskesmas Nagi paling banyak ditemukan kasus demam berdarah, yakni 28 kasus," kata Sudirman Kia.
Pada Maret ditemukan kasus demam berdarah paling tinggi. Untuk mencegahnya ia mengimbau agar warga aktif membersihkan sarang nyamuk melalui pola gerakan 3M, yaitu menutup, menguras dan menimbun.
baca juga: Peringati 15 Tahun Tsunami, Pemprov Aceh Undang Sejumlah Tokoh
"Kasus demam berdarah ini juga mengakibatkan seorang pasien meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit. Sehingga kami terus melakukan berbagai upaya melalui fogging atau pengasapan di radius 100 meter dari lokasi kasus tersebut. Juga melakukan pengendalian abatenisasi serta penyuluhan. Kami juga sudah mengimbau kepada setiap puskesmas untuk selalu meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan terkait pencegahan demam berdarah, pola hidup sehat serta kebersihan lingkungan," ujarnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved