Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH ajaran saminisme ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, para pengikut ajaran Samin dari berbagai daerah lakukan pertemuan besar di Kampung Samin, Klopoduwur, Sambongrejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Sejak pagi kampung Samin di Dukuh Blimbing Sambong, Klopoduwur, Sambongrejo, Kabupaten Blora tampak ramai. Ratusan warga pengikut ajaran Samin Surosentiko dari berbagai daerah seperti Kabupaten Bojonegoro, Kudus, Pati dan Blora berdatangan dan langsung menuju ke Pendopo Joglo untuk menghadiri Temu Ageng (pertemuan ageng) yang digelar hari ini.
Pertemuan besar kaum pengikut ajaran Samin ini menjadi istimewa, karena digelar setelah ajaran saminisme ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Selama 100 tahun sejak Samin Surisentiko sebagai penyebar ajaran saminisme ditangkap dan diasingkan Belanda ke Sumatra Barat pada 1907, baru kali ini dilakukan pertemuan seluruh warga Samin.
Para pengikut Sedulur Sikep (Samin) mulai anak-anak hingga dewasa, serta para sesepuh terlihat bergembira dengan pakaian serba hitam. Mereka saling memberikan salam keakraban meskipun baru kali ini bertemu, dengan hidangan khas warga Samin berupa makanan hasil bumi seperti jagung, ubi, pisang dan lainnya serta minuman air putih disajikan langsung dari gerabah kendi (tanah liat) tanpa gelas.
"Ini merupakan pertemuan luar biasa, selama 100 tahun baru kali ini dilangsungkan pertemuan Sedulur Sikep dengan tujuan untuk mengakrabkan paseduluran Sikep dari berbagai daerah. Sekaligus menyatukan pemikiran tentang ajaran Samin Surosentiko," kata sesepuh Samin Klopoduwur Pramugi, Selasa (24/9).
Tampak hadir tokoh Samin dalam Temu Ageng untuk membahas berbagai hal tentang ajaran Samin Surosentiko seperti tuan rumah Pramugi, Lasio dan Poso (Klopoduwur-Blora), Gunretno (Pati), Gunarti (Pati), Budi Santoso (Kudus), Bambang Sutrisno (Bojonegoro, bahkan para pejabat Blora seperti Wakil Bupati Blora Arief Rohman, jajaran serta utusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Amrih Widodo dari Australia National University.
Sesditjen Kebudayaan, Kemendikbud, Sri Hartini yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Temu Ageng ini menjadi tonggak sejarah bagi warga Sedulur Sikep (Samin). Sebab selama 100 tahun lebih belum ada pertemuan seperti ini.
"Selama ini, kalau ada pertemuan hanya diikuti kelompok-kelompok kecil Sedulur Sikep Samin," ujar Sri Hartini.
Berdasarkan perhitungan, lanjut Sri Hartini, 100 tahun lebih setelah Samin Surosentiko ditangkap Belanda 18 Desember 1907, kemudian diasingkan di Sumatera Barat dan meninggal pada tahun 1914 tidak pernah ada pertemuan besar. Nilai-nilai ajaran Samin, menurut Sri, turun temurun dari generasi ke generasi dan masih tetap dipegang teguh hingga kini. Dalam ajaran Samin apa yang diucapkan dengan yang dilakukan adalah sama dan ini dapat menjadi contoh warga lainnya.
baca juga: Demo Mahasiswa Rusak Gapura DPRD Tasikmalaya
Dalam kesempatan itu Wakil Bupati Blora Arief Rohman menyerahkan sertifikat Mendikbud yang menetapkan Sedulur Sikep Samin Blora sebagai warisan budaya tak benda Indonesia kepada tokoh Samin Pramugi. (OL-3)
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Peran generasi muda dalam kemajuan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Terlebih, sebagai penerus, mereka akan menjadi tonggak estafet kemajuan budaya di masa depan.
Ditjen Kebudayaan memberikan perlindungan jaminan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan bagi para pelaku budaya yang memperoleh penghargaan.
SEJAUH ini para pemerhati Muhammadiyah lebih banyak memosisikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah, gerakan tajdid, dan gerakan nasional.
Tari yang dibawakan dari Sulawesi Selatan, pertunjukan seni asal Jawa Timur, keindahan alam dan seni Nusa Tenggara Timur, budaya seni Rakyat Betawi, hingga pertunjukan seni asal Yogyakarta.
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved