Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Dana Desa Buka Isolasi Kampung

Palce Amalo
03/9/2019 09:45
Dana Desa Buka Isolasi Kampung
Ilustrasi -- Seorang warga melintas di pesisir Pantai Desa Bo'a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT)(MI/PALCE AMALO)

PENDUDUK Kampung Cipi, Desa Bere, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini bernapas lega. Pasalnya,
pembangunan jalan rabat beton yang menghubungkan pusat desa dengan kampung terpencil itu berdampak besar bagi masyarakat setempat.

Kampung Cipi yang dihuni puluhan keluarga merupakan satusatunya wilayah Desa Bere yang terletak di ketinggian dan selama ini hanya dihubungkan dengan jalan setapak. Jalan itulah yang saban hari dilewati warga untuk beraktivitas seperti pergi ke sawah dan kebun.

Persoalan muncul saat warga harus membawa beban berat seperti hasil panen atau bahan bangunan. Sebab, selain kondisi jalan menanjak,
jalan tersebut menjadi licin saat musim hujan.

Sekarang, setelah jalan diperbaiki, warga Kampung Cipi merasakan memperoleh banyak keuntungan, karena lalu lintas orang maupun barang
menjadi lancar. “Rabat beton menuju kampung itu didanai dana desa. Kami menamakannya tangga seribu,” kata Kepala Desa Bere Ignasius Deon seusai Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kupang, beberapa waktu lalu.

Ia juga membangun jalan rabat beton mengelilingi kampung untuk memperlancar aktivitas warga. Menurutnya, dana desa dikucurkan untuk mengentaskan kemiskinan di desa, terutama membuka isolasi desa dan kampung serta membangun rumah penduduk menjadi rumah layak huni. “Kami juga mengucurkan anggaran untuk membangun rumah penduduk,” ujarnya.

Pembangunan rumah penduduk bertujuan mengentaskan kemiskinan sebab salah satu indikator kemiskinan ialah rumah berlantai tanah. Oleh sebab itu, lanjut Ignasius, seluruh rumah penduduk yang tidak layak huni, dibongkar untuk dibangun baru.

Pembangunan rumah layak huni dilakukan setiap tahun sejak adanya dana desa pada 2015. Pada tahun pertama, pembangunan rumah mencapai 20 unit dengan biaya Rp10 juta per unit dan naik menjadi Rp17 juta per rumah pada 2019. Kini jumlah rumah yang telah diperbaiki mencapai 200 unit dari total 250 rumah tidak layak huni di desa tersebut.

Warga juga bersepakat menggunakan dana desa untuk memperbaiki akses jalan menuju desa dan fasilitas air bersih. Tetapi, mereka masih menunggu bantuan dari pemerintah daerah.

Ia bersama warga juga sepakat memanfaatkan dana desa untuk subsidi meteran listrik saat jaringan listrik masuk ke desa tersebut. Berdasarkan rencana, PLN akan membangun jaringan listrik dari pusat. kota menuju Desa Bere tahun ini. Dengan menggunakan dana desa untuk subsidi meteran listrik, tuturnya, dana desa bisa dinikmati seluruh warga.

Berdayakan masyarakat

Di Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, pemanfaatan dana desa juga difokuskan bagi pengentasan kemiskinan dan peningkatan ekonomi masyarakat, antara lain untuk pembangunan rumah layak huni, pemberdayaan masyarakat, pelatihan pembuatan makanan lokal, dan pengolahan pestisida nabati.

Kepala Desa Hoder, Martina Bunga, mengatakan, seluruh kegiatan yang didanai dana desa tersebut merupakan hasil musyawarah bersama masyarakat. Salah satu produk yang dihasilkan warga ialah pembuatan pestisida nabati untuk mengantikan pestisida yang selama ini dibeli dari toko.

“Kami mendapat pelatihan dari petugas penyuluh lapangan karena petani mengeluh tanaman padi dan horitkultura dimakan hama,” ujarnya. Bahan pembuatan pestisida nabati terdiri dari daun pohon nimba, lengkuas, dan serai. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya