Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HELIKOPTER MI-17 milik Penerbad TNI-AD yang hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (28/6), belum ditemukan hingga kemarin. Diperkirakan heli tersebut hilang setelah gagal menghindari awan kumulonimbus (cb) yang muncul secara tiba-tiba di wilayah pegunungan Jayapura.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Provinsi Papua, pun menyebutkan hilangnya kontak helikopter milik TNI-AD tersebut bertepatan dengan munculnya awan kumulonimbus secara tiba-tiba. "Iya betul awan kumulonimbus itu yang muncul secara tiba-tiba," kata Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Silli, kemarin.
Petrus menjelaskan jenis awan kumulonimbus ialah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Awan kumulonimbus memiliki elemen yang dapat menganggu aktivitas penerbangan sehingga dianggap sangat berbahaya.
"Saat ini kondisi cuaca sedang memasuki musim pancaroba sehingga mudah menyebabkan munculnya awan cb. Posisi Juni-Juli memang seperti ini dan sangat terpengaruh pada kondisi topografi," ujarnya.
Untuk di Papua, kata dia, letak geografinya yang berdekatan dengan Samudra Pasifik menjadi pemicu utama terciptanya awan cb. Khusus di pegunungan Papua, perubahan cuaca bisa terjadi sangat cepat terutama saat siang hari. Karena itu, Petrus mengimbau pencarian helikopter MI-17 milik TNI-AD yang melalui udara dilakukan pada pagi hari.
Dalam menindaklanjuti pencarian heli MI-17 yang misinya waktu itu untuk pendorongan logistik (dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab, Wakapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi di Sentani kemarin mengatakan TNI-AD akan mengerahkan dua satuan setingkat peleton untuk melanjutkan pencarian hari ini, Minggu (30/6) pagi.
"Untuk personel tambahan dari sini kita akan kerahkan dua satuan setingkat peleton dari Yonif 751 yang mempunyai kemampuan melakukan kegiatan evakuasi dengan menggunakan peralatan khusus," ujarnya. Kendati demikian, diakui penurunan personel ke lokasi hilangnya helikopter sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Rencananya personel yang diturunkan akan menggunakan satu unit pesawat CN235. Namun, jika memungkinkan, akan dilaksanakan dua sorti/dua kali pulang pergi dari Jayapura ke Oksibil. "Kalau besok cuaca pagi cerah, kita akan kerahkan pagi. Untuk itu, personel sudah siaga di Lanud Sialas Papare Jayapura di Sentani," ujar Dax. (Ant/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved