Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LANGIT cerah, tak ada angin bertiup. Namun, udara begitu dingin di sekitar Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, kemarin.
Suhu udara 5 derajat Celsius. Namun, di permukaan tanah paling dingin tercatat minus 7 derajat Celcius. Air menjadi beku dan embun yang berada di rerumputan maupun tanaman menjadi butiran-butiran es berwarna putih.
"Semalam, saya sengaja menaruh air di bak penampung kecil. Lihat saja, sekarang sudah menjadi es. Seperti es batu yang dikeluarkan dari freezer. Air membeku karena tadi malam suhu di bawah 0 derajat Celsius. Sudah berhari-hari terjadi seperti ini," ungkap Saroji, 54, warga yang tinggal di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Fenomena embun beku hampir setiap tahun muncul di dataran tinggi Dieng yang memiliki ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namun, tahun ini cukup luar biasa karena sejak Mei sudah muncul. Kemudian pada Juni kemunculannya semakin sering. Hingga kemarin, setidaknya telah terjadi 10 kali. Yang cukup tebal dan luas terjadi pada Senin (24/6) dan kemarin.
"Kalau tebal dan luas, yang terkena dampak ialah tanaman kentang. Daunnya menjadi cokelat karena mengering. Jika belum berumur, tanaman kentang tidak dapat berbuah," katanya.
Di satu sisi, embun beku memang mematikan bagi tanaman kentang. Namun, fenomena tersebut cukup menarik perhatian pengunjung. Tak hanya dari kota sekitar Dieng seperti Banjarnegara dan Wonosobo, tetapi juga dari Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, dan sebagainya.
"Saya sengaja datang ke Dieng dan berangkat semalam. Tujuannya memang untuk melihat embun beku. Di media sosial, saya melihat seperti di Eropa. Fenomena itu hanya muncul ketika musim kemarau datang," kata Ahmad, 48, salah seorang pengunjung dari Bekasi.
Ia mengatakan cukup terkesima dengan yang terjadi di Dieng karena meski di daerah tropis, ada embun yang membeku seperti salju.
Tak hanya Ahmad, Budi, 52, warga Wonosobo, juga penasaran meskipun sudah berkali-kali melihat embun beku. "Sebetulnya tidak hanya sekarang saya melihat embun beku, tetapi karena penasaran, saya datang ke sini lagi," ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Objek Wisata Dieng, Aryadi Darwanto, mengakui fenomena ini menjadi salah satu magnet bagi kunjungan wisatawan. Sejak ramai ada embun beku, wisatawan yang datang ke Dieng mengalami peningkatan cukup signifikan.
"Pada hari normal paling hanya 3.000 pengunjung, tetapi setelah ada embun beku meningkat menjadi 6.000. Bahkan, pada akhir pekan jumlahnya bisa mencapai 17 ribu wisatawan," jelas Aryadi.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, mengungkap bahwa embun beku mungkin masih akan tetap muncul, apalagi nanti pada saat puncak kemarau. "Karena saat kemarau suhu cenderung lebih rendah, bahkan bisa ekstrem." (Liliek Dharmawan/X-10)
Berbeda dengan salju yang terbentuk sebagai partikel presipatasi di atmosfer, embun beku merupakan fenomena munculnya butiran es di permukaan.
Dieng Culture Festival (DCF) 2024 akan digelar di kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah pada akhir Agustus mendatang.
Jika dibandingkan dengan embun beku sebelumnya, fenomena tersebut semakin meluas. Karena embun beku yang biasa disebut juga dengan embus upas tidak hanya di sekitar kawasan candi
Endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama.
KELOMPOK Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) memastikan Dieng Culture Festival (DCF) XIV akan dilaksanakan pada 23-25 Agustus 2024.
Lokasi kegiatan yang sebelumnya dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), kini dikelola oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ditjen Kebudayaan.
Fenomena alam ini menarik banyak wisatawan yang beruntung berada di Dieng, sehingga mereka dapat menyaksikan langsung embun beku tersebut.
Embun beku kerap terjadi pada dini hari hingga pagi hari di daerah pegunungan dan lembah selama musim kemarau di Indonesia.
Bantuan terhadap masyarakat dan korban terdampak bencana embun beku dan hujan es di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, mulai disalurkan.
Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani memastikan bahwa penanganan dampak cuaca ekstrem embun beku di kabupaten Lanny Jaya, Papua, berjalan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved