Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
JUMLAH kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatra Selatan terus bertambah. Tercatat di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan, temuan kasus DBD di daerah ini mencapai 33 kasus selama Februari 2019 ini.
Pada Januari 2019, terdata ada 442 kasus di mana ada 4 orang di antaranya yang meninggal dunia.
"Sepanjang Februari ini ada 33 kasus DBD yang tercatat di Dinkes Sumsel. Alhamdulillah semuanya masih dalam masa penanganan, tidak ada yang meninggal dunia. Beda dengan bulan lalu ada 4 orang meninggal, harapan kita jumlah yang meninggal akibat DBD tidak ditemukan lagi," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Ferry Yanuar, Senin (11/2).
Ia menjelaskan, potensi bertambahnya temuan kasus bisa saja terjadi karena musim penghujan merupakan waktu yang rentan kerap ditemukannya kasus DBD ini.
Secara rincian selama Februari ini sebaran kasus DBD ada di Muara Enim 8 kasus, Musi Rawas 3 kasus, Banyuasin 3 kasus, OKUS 1 kasus, OKUT 8 kasus, Ogan Ilir 6 kasus, Empat Lawang 1 kasus, Prabumulih 1 kasus, Pagaralam 1 kasus, Muratara 1 kasus.
"Dinkes Sumsel berupaya meminta kabupaten dan kota untuk lebih intensif dalam pencegahan dan pengendalian DBD, terutama untuk pemberantasan sarang nyamuk," kata dia.
Baca juga: Dua Pasien DBD di Palu Meninggal
Ferry menerangkan, pihaknya juga terus membagiakan larvasida ke kabupaten dan kota di Sumsel agar secara cepat juga langsung mendistribusikan ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat.
"Kami terus distribusikan ini. Harapan kami masyarakat juga cepat mendapatkannya. Petugas pelayanan kesehatan juga harus aktif memberikan larvasida ini. Masyarakat juga bisa meminta larvasida untuk mencegah DBD," kata dia.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau agar kabupaten kota membagikan ikan cupang atau tempalo ke masyarakat. Karena ikan ini dapat memakan jentik nyamuk.
"Yang utama bukan hanya memberantas nyamuk, namun lebih pemberantasan jentik nyamuk. Ikan ini sangat ampuh memakan jentik nyamuk, memang sangat baik dipelihara dan ditempatkan ditempat-tempat penampungan air," tandasnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved