Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) menggalakkan juru pemantau jentik (jumantik) di masing-masing rumah, terutama di wilayah endemis demam berdarah dengue (DBD).
Sebelumnya jumlah jumantik di Banyumas hanya 40 orang yang umumnya adalah pegiat PKK di desa. Oleh kerena itu, Dinkes Banyumas menggiatkan penunjukkan jumantik di sekitar 36 desa endemik di Banyumas.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Banyumas Arif Burhanudin mengakui kalau kasus DBD di Banyumas merebak sama seperti daerah lainnya.
"Pada Januari tercatat 39 kasus DBD, sedangkan pada Fabruari masih menunggu laporan dari RS. Tetapi, Dinkes terus berupaya untuk menekan kasus DBD. Di antaranya dengan pengasapan, mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kami juga menggalakkan jumantik di daerah-daerah endemis," jelas Arif, Kamis (7/2).
Baca juga: DBD Merebak Lima Warga Meninggal Dunia
Menurutnya, sampai sekarang jumlah jumantik di Banyumas, masih cukup terbatas hanya 40 orang. Mereka umumnya adalah para pegiat PKK dan rata-rata jumantik berada di daerah endemis DBD.
"Dinkes terus menggalakkan jumantik dan didorong agar satu rumah ada satu jumantik. Hal itu akan sangat efektif untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD," ujarnya.
Arif mengungkapkan naiknya kasus DBD di Banyumas disebabkan karena faktor curah hujan yang tinggi.
"Dengan curah hujan yang tinggi, banyak genangan di sekitar rumah, sehingga menciptakan tempat perkembangbiakan nyamuk. Ironisnya, sejauh ini masyarakat lebih fokus di dalam rumah. Padahal, lingkungan sekitar juga harus terus dipantau. Misalnya ada tumbukan ban bekas, ember, bambu dan lainnya. Barang-barang itu menciptakan genangan air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Karena itu, lingkungan harus terus diawasi," kata dia. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved