Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
JUMLAH korban serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kudus terus meningkat. Data di Pemerintah Kabupaten dengan di rumah sakit berbeda jauh hingga belum diputuskan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Pemantauan Media Indonesia, Rabu (30/1), puluhan penderita DBD di Kabupaten Kudus masih terbaring di beberapa rumah sakit daerah itu. Sebagian masih tetap dalam pantauan karena berstatus rawat jalan.
Meskipun jumlah pasien DBD selama Januari mencapai ratusan orang yang lakukan perawatan rumah sakit, namun Pemkab Kudus hanya menyebut DBD di Kudus belum masuk Kejadisn luar biasa (KLB) karena baru 20 kasus yang ditemukan.
"Hingga kini baru 20 kasus yang ditemukan, namun tetap harus waspada saat musim hujan seperti sekarang ini," kata Bupati Kudus HM Tamzil.
Baca juga: Penderita DBD di Tuban Capai 149 Orang, 2 Meninggal Dunia
Sementara itu Direktur RS Mardi Rahayu Kudus Pujianto mengatakan berdasarkan data jumlah pasien DBD yang di rawat di rumah sakit itu selama Januari 2019 mencapai 148 orang, yakni 91 pasien rawat inap dan 57 pasien rawat jalan.
Jumlah pasien DBD di RS Mardi Rahayu ini, kata Pujianto, meningkat dibanding bulan Desember sebelumnya sebanyak 60 pasien dengan 42 di antaranya rawat inap.
"Pasien DBD di sini cukup tinggi pada 2017 yakni 566 kasus dengan 423 rawat inap dan 143 rawat jalan, selama tahun 2018 sebanyak 353 kasus dengan 247 rawat inap dan 106 rawat jalan," imbuhnya.
Angka pasien DBD di rumah sakit tersebut memang cukup tinggi. Pada 2 tahun terakhir, jumlah DBD paling banyak terjadi 2017 yakni 566 kasus yang terdiri atas 423 rawat inap dan 143 rawat jalan. Kemudian, 2018 sebanyak 353 kasus yang teridiri 247 rawat inap dan 106 rawat jalan.
Direktur Utama RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Aziz Achyar mengatakan jumlah pasien DBD yang dirawat di rumah sakit pemerintah ini mengalami lonjakan cukup signifikan.
Hingga saat ini setidaknya sudah 66 pasien dirawat inap dan 7 pasien rawat jalan atau melonjak dibanding bulan sebelumnya sebanyak 32 pasien rawat inap dan 3 pasien rawat jalan.
"Peningkatannya memang cukup tajam, dua kali lipatnya dibanding bulan sebelumnya dan semuanya telah mendapat penanganan baik," tambahnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved