Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
JUMLAH pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur, Jawa Barat, melonjak. Pada Desember 2018 jumlahnya 44 orang, sedangkan selama Januari meningkat menjadi 64 orang.
"Dari Desember 2018 ke Januari 2019 itu ada peningkatan. Pada Desember ada 44 orang terdiri dari 21 pasien dewasa dan 23 pasien anak, sedangkan pada Januari sebanyak 64 orang terdiri dari 7 pasien dewasa dan 57 pasien anak-anak," terang Humas RSUD Sayang Cianjur, Raya Sandi, Rabu (30/1).
Pasien yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur kebanyakan warga berasal dari Kecamatan Karangtengah dan Cikalongkulon. Kebanyakan dari mereka dinyatakan positif DBD.
"Untuk saat ini belum ada yang pulang. Sebagian pasien masih ada yang dalam tahap observasi," tandasnya.
Kapolres Cianjur AKB Soliyah mengaku, berdasarkan laporan di lapangan, hingga saat ini terdapat dua wilayah yang endemik DBD di Kabupaten Cianjur yakni Cikalongkulon dan Karangtengah. Soliyah merencanakan akan melaksanakan fogging di dua wilayah endemik tersebut.
"Kami akan laksanakan fogging dan sosialisasi di dua wilayah yang endemik DBD," terang Soliyah.
Baca juga: Warga Tebar Ikan Cupang Basmi DBD
Sementara itu di Kota Sukabumi, warga yang terjangkit DBD terus bertambah. Hingga Selasa (29/1), Dinas Kesehatan setempat telah menerima laporan sebanyak 73 kasus.
"Data terakhir yang kami terima, hingga Selasa sudah ada 73 kasus DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Lulis Delawati, Rabu (30/1).
Lulis mengatakan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari. Dari jumlah 73 kasus itu, satu orang warga Kecamatan Lembursitu meninggal dunia karena sudah memasuki fase Dengue Shock Syndrome.
"Satu orang meninggal dunia," jelas Lulis.
Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Kota Sukabumi untuk menekan merebaknya wabah DBD. Satu di antaranya menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk melalui program 3M (mengubur, menutup, dan menguras).
"Wilayah endemik DBD berada di permukiman-permukiman padat penduduk," pungkasnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved