Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan udara buruk yang melanda beberapa hari di Jakarta salah satunya akibat cuaca yang memasuki musim kemarau.
"Kalau udara itu fluktuatif ya terutama kondisi sekarang ini kan sampai September dan itu juga musim kemarau sehingga memang faktor musim kemarau ini juga membuat cuaca semakin panas dan polusi semakin tinggi," ujarnya kepada awak media, Kamis (27/7).
Ia mengatakan panas ekstrem membuat cuaca semakin tinggi dan juga polusi. Selain itu penggunaan transportasi dan kendaraan pribadi juga memengaruhi angka polusi.
Baca juga: Polusi Jakarta Memburuk, Heru Budi Sarankan Warga Beralih ke Kendaraan Listrik
"Kemudian juga penggunaan transportasi juga masih tinggi ya kan, karena mobilitas masyarakat juga masih tinggi sehingga memang transportasi ini menjadi sumber pencemaran udara," ujarnya.
Selain itu, banyak juga aktivitas pembangunan gedung di tengah Jakarta. "Kemudian lagi aktivitas pembangunan juga sedang masif kan biasanya dipertengahan tahun sampai tahun itu kan pembangunan di Jakarta masih masif sehingga hal-hal tersebut salah satunya penyebab semakin tingginya polusi udara," ujarnya.
Baca juga: Buruknya Proses Uji Emisi Kendaraan Jadi Biang Kerok Polusi Udara di Jakarta
Sebelumnya, data dari Indonesia Air Quality Index (AQI) menyrbutkan bahwa kondisi udara di Jakarta mengkhawatirkan. Pasalnya pada hari ini, Selasa (25/7) Jakarta mendapati skor 172 US AQI. Angka tersebut berindikasi bahwa kondisi udara Jakarta Unhealthy.
"Peningkatan kemungkinan efek samping dan kejengkelan pada jantung dan paru-paru di kalangan masyarakat umum - terutama untuk kelompok sensitif," dikutip dari Web dan aplikasi IQAir. (Z-10)
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
DORONG peningkatan penerapan ekonomi sirkular dalam keseharian demi menjaga kelestarian lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi proses pembangunan dan tumbuh kembang.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengajak masyarakat mendorong pemerintah untuk melahirkan upaya penanganan polusi secara serius.
Bila polusi udara tidak terselesaikan, masalahnya akan menyangkut pada kesehatan, pemborosan, hal-hal yang sifatnya negatif bagi kualitas hidup kita.
Kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Senin (22/7) pagi ini seperti dinyatakan dalam laman IQAir, Msyarakat disarankan mengenakan masker saat keluar rumah.
Biru Voices 2024 mengedepankan peran aktif orangtua dalam menyampaikan dampak polusi udara terhadap kesehatan anak dan keluarga
Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini setara 12,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (16/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dan Jakarta menduduki peringkat keenam sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Senin (15/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kelima sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di DKI Jakarta kembali menjadi salah satu yang terburuk di dunia atau masuk kategori tidak sehat setelah beberapa hari sebelumnya membaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved