Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PANDEMI bukan berarti menutup peluang usaha. Di tengah pandemi Covid-19 banyak bisnis dan usaha yang mengalami kebangkrutan. Namun, itu tidak menyurutkan niat dua anak muda, Septian Denan Subekti dan Delfi Aprilialy untuk merintis bisnis kuliner.
Keduanya membangun Lumida Cafe yang terletak di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan sejak Maret 2021.
Selain menyajikan aneka kuliner dari lokal dan western, kafe ini juga mengusung konsep yang unik, perpaduan antara industrial, minimalis dan garden. Di kafe ini, pengunjung bisa menempati dua area, yakni di indoor dan outdoor dengan kapasitas 270 orang.
Setidaknya, selama bulan Ramadan 2021 ini, ratusan orang sudah mencoba makanan di kafe itu.
“Kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Seperti menyediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer. Tak hanya itu, menjaga jarak dan karyawan harus tetap memakai masker,” kata Septian yang kini masih kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIP) Trisakti, Minggu (9/5)
Selagi bersantai, jelas Septian, pengunjung juga bisa mengakses internet gratis karena di Lumida juga tersedia Wifi dengan kecepatan mumpuni. Untuk mendapatkan suasana santai, beberapa ornamen pendukung ditempatkan sebagai penghias interior, seperti misalnya keberadaan lampu-lampu hias dengan warna selaras dengan konsep industrial yang diterapkan di sana.
Sedangkan di area outdoor, pengunjung akan diajak merasakan suasana terbuka, hijau dan mirip seperti kafe-kafe dengan suasana seperti di Bandung atau Bogor.
Smoke duck cerry menjadi salah satu makanan favorit di Lumida, daging bebek yang dimasak dengan sajian khas dan bercitarasa tinggi. Di Lumida, kalian bisa cobain menu Nasi Bakar yang tersedia dalam 3 pilihan yakni Ayam, Cumi, Tuna dengan kombinasi lauk yang bisa dipilih.
Selain itu, ada juga Ayam Woku yang merupakan menu favorit di masakan Minahasa. Rasanya bukan hanya pedas, tetapi juga sarat bumbu dan harum. Selain banyak menu makanan lain, aneka menu minuman hingga cocktail bisa Anda coba jika berkunjung ke kafe ini.
Untuk harga, terbilang terjangkau. Menu makanan dipatok sekitar Rp50 ribu per porsi. Sementara itu, seorang pengunjung bernama Robin, pengunjung, merasakan nuansa berbeda ketika berada di kafe tersebut.
Selama beroperasi, Lumida tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Dari segi tempatnya enak buat makan ataupun sekadar nongkrong. Desain interiornya bagus, apalagi outdoor-nya yang luas dan hijau. Serasa bukan di Jakarta saja,” pungkasnya. (OL-8)
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Korea Selatan terus mempromosikan produk-produk makanan dan minuman ke Indonesia. Salah satunya, produk pertanian seperti buah-buahan seperti strawberry dan peach.
Tren makanan dan minuman Korea yang semakin mendunia berkat Hallyu atau Korean Wave berhasil mendongkrak ekspor Korean Food ke pasar Indonesia. Hal itu pun dimanfaatkan
Jika produk obat, makanan, serta kosmetik yang beredar sudah terjamin keamanannya, maka konsumen atau masyarakat bisa tenang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,08% secara bulanan (month to month/mtm) pada Juni 2024.
Depresiasi rupiah sangat berdampak pada industri makanan dan minuman (mamin). Pasalnya, suplai bahan baku dari industri tersebut bergantung dari impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved