Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUA calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis saling lempar argumen soal penangan banjir.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nurmansjah menilai ada penyebab mengapa Jakarta dilanda banjir beberapa kali dalam dua bulan terakhir.
Ia menyoroti soal Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang sudah rusak berat. Lalu banyak pipa drainase yang berkarat. Nurmansjah mengatakan hal tersebut perlu diganti.
"Uang untuk pengendalian banjir cuma sedikit Rp1,5 triliun. Enggak apa-apa uang kita buang untuk pengendalian banjir daripada kita dibully terus. Sudah fokus saja di situ meski dananya luar biasa," kata Nurmansjah saat diskusi 'Ngobrol Bareng Cawagub DKI dari PSI' di Conclave Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/3).
Nurmansjah yang pernah menjadi anggota DPRD selama 10 tahun, menyebutkan bahwa pada era gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki penanganan banjir yang baik. Yakni membuat sistem cerucuk.
Baca juga : Pesan M Taufik ke Warga DKI: Kok Ribet, dari Dulu juga Banjir
"Pas zaman Jokowi-Ahok bagus tuh ada cerucuk. Itu dipasang di titik tertentu yang ada cekungan. Jadi, bukan hanya sumur resapan saja yang dibuat, itu kurang efektif. Saya tahu karena pernah waktu itu masih di DPRD," tutur Nurmansjah.
"Lalu banjir kemarin itu saya lihat PPSU sepi. Di 267 kelurahan harus kita pelototin (kerjanya). Jangan sampai dua tahun kerja (jadi wagub) sibuk kondangan. Harus kerja, kerja," tukasnya.
Sementara itu, cawagub dari Gerindra Ahmad Riza Patria menilai masalah banjir karena minimnya ruang terbuka hijau yang seharusnya mencapai 30% di Ibu kota. Oleh karenanya ia menginginkan adanya perluasan ruang terbuka hijau.
"Air dari dataran tinggi yang turun itu menjadi banjir karena ruang terbuka hijau semakin kecil. Kan sekarang itu enggak sampai 10% bahkan. Memang kerap terjadi perencanaan yang tidak baik saat membangun sebuah tempat di kota. Makanya memperluas ruang terbuka hijau," tutur Riza.
Riza juga membandingkan Jakarta dengan negara bagian Amerika Serikat, Mississippi yang memiliki terobosan dalam menangani banjir. Katanya, di tempat tersebut dalam menangani banjir dengan memiliki pompa yang baik dan kerap diganti.
Baca juga : Kapolda Metro Jaya Perintahkan Titik Banjir Dipetakan
"Tidak usah diperdebatkan kembali apakah normalisasi atau naturalisasi dalam banjir. Kita bedah saja mana yang terbaik," tandasnya.
Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali yang menjadi panelis di diskusi itu mengatakan dua cawagub tersebut akan dinilai oleh masyarakat dari cara mereka menepati janjinya untuk menangani Jakarta.
"Kan ini harus dipegang omongan dari dua calon ini kalau jadi wakil gubernur nanti. Bisa saja jabatan ini jadi modal mereka maju nanti di 2022 (Pilgub DKI) kalau terbukti kinerjanya," pungkas Firdaus. (OL-7)
In publishing and graphic design, Lorem ipsum is a placeholder text commonly used to demonstrate the visual form of a document or a typeface without relying on meaningful content. Lorem i
Sekitar 5.000 orang diselamatkan dari banjir yang melanda wilayah perbatasan Korea Utara dengan Tiongkok selama akhir pekan.
FRAKSI Partai NasDem membeberkan sebanyak 8447 aspirasi masyarakat belum ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Seorang anak dicabuli ketika sedang mengungsi dari banjir Gorontalo
Berbagai pengetahuan lokal yang berasal dari ingatan kolektif masyarakat dapat berfungsi efektif untuk mengatasi dan mengurangi risiko bencana, baik sebelum, saat, maupun sesudah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved