Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan, bungkan ketika wartawan menanyakan soal pembebasan lahan untuk sodetan Kali Ciliwung di Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Anies mengatakan, untuk sementara ini pihaknya enggan berkomentar soal proses pembebasan tanah untuk lahan percepatan pembangunan sodetan Kali Ciliwung.
Menurut Anies, pihaknya baru akan menjelaskan secara keseluruhan progres pembebasan lahan di Bidara Cina setelah datanya lengkap.
“Oh nanti, sesudah lengkap, semuanya baru diumumkan,” ujar Anies singkat seusai menjadi Inspektur Upacara Pencanangan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).
Pembebasan lahan di wilayah Bidara Cina itu dilakukan untuk melanjutkan pembangunan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC), Bambang Hidayat, pembangunan sodetan merupakan salah satu strategi mengendalikan banjir di Jakarta. Sodetan sepanjang 1,26 km itu berkapasitas 60 m3/detik.
Sodetan itu bakal mengalirkan air dari Ciliwung ke KBT. Tujuannya agar beban Kali Ciliwung di kawasan Bidara Cina sampai pintu air Manggarai bisa berkurang 60 m3/detik.
Dengan demikian, lanjutnya, kawasan di Jatinegara, Bukit Duri, Tanah Abang, Senen dan Istana menjadi aman karena limpahan air sudah berkurang.
Namun pengerjaan pembangunan sodetan tersebut terhenti, karena terkendala pembebasan lahan. Warga Bidara Cina melayangkan class action kepada Pemprov DKI dan BBWSCC Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hingga saat ini, progres pembangunan sodetan Ciliwung masih 54 persen atau 620 meter dari total 1,26 km.
Gugatan warga pada tahun 2015 dikabulkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 29 Agustus 2017. Pemprov DKI dan BBWSCC mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Namun, Pemprov DKI dan BBWSCC kembali kalah di tingkat banding.
Akhirnya Pemprov DKI dan BBWSCC mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung yag di kemudian hari dicabut. Dengan demikian putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah berkekuatan hukum tetap. Ganti rugi harus dibayarkan kepada warga sesuai putusan pengadilan.
Saat ini, BBWSCC masih menunggu Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI tentang penetapan lokasi yang menjadi dasar hukum pembebasan lahan. (OL-4)
Saat ini Ciliwung berstatus siaga tiga lantaran air kiriman dari Bogor dan Depok, Jawa Barat, yang pada Minggu (24/3) malam diguyur hujan deras.
Dari data pos pemantauan, ketinggian air di Bendung Katulampa terus meningkat sejak pukul 11.00 WIB dari 50 centimeter naik ke angka 70 centimeter pada pukul 14.00 WIB
Perumahan warga kawasan Bidara Cina terendam banjir setinggi 1 meter akibat meluapnya air sungai Ciliwung.
Pembebasan lahan untuk normalisasi di Rawajati ditargetkan selesai akhir tahun ini. Nantinya, ada area sepanjang 500 meter di sisi kanan dan kiri yang jadi sasaran normalisasi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 25 wilayah kelurahan yang rawan banjir ketika musim hujan.
PENJABAT (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal mengevaluasi fungsi Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur. Hal ini buntut terjadinya banjir di sejumlah wilayah pada akhir pekan lalu.
Evaluasi ini untuk memperbaiki SOP yang telah dijalankan saat ini agar Sodetan Ciliwung bisa lebih maksimal menanggulangi banjir.
Pembangunan fasilitas Sodetan Kali Ciliwung tidak membuat Jakarta sepenuhnya terbebas dari banjir. Sodetan Ciliwung hanya berfungsi mengurangi tinggi muka air dan durasi banjir.
Pemprov DKI Jakarta menyebut, Kali Ciliwung yang rampung dan diresmikan pada Desember tahun lalu bukan satu-satunya cara untuk mengatasi banjir Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta diminta agar berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memaksimalkan pemanfaatan Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi mengingat kini menjelang musim hujan.
PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dianggap kurang mengantisipasi terjadinya banjir. Padahal musim hujan terjadi secara rutin setiap tahunnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved