Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FOTOGRAFER Palestina, Mohammed Salem, berhasil memenangi penghargaan bergengsi World Press Photo of the Year tahun 2014, atas fotonya yang mengabadikan susana kehilangan dan kesedihan anggota keluarga di Gaza.
Foto Salem memperlihatkan seorang perempuan Palestina, Inas Abu Maamar, sedang menggendong tubuh keponakan kecilnya, Saly, yang terbunuh dalam serangan Israel yang brutal dan tanpa pandang bulu.
Foto tersebut, yang diambil di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, hanya beberapa hari setelah anak Salem lahir, menunjukkan Inas Abu Maamar yang berusia 36 tahun menggendong Saly yang berusia lima tahun. Sang keponakan terbunuh bersama ibu dan saudara perempuannya ketika sebuah rudal Israel menghantam rumah mereka.
Baca juga : Ketegangan Israel-Iran sejak Serangan pada 7 Oktober
Salem berada di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, Gaza selatan, pada 17 Oktober ketika dia melihat Inas Abu Maamar menangis terisak-isak dan memeluk erat tubuh Saly. Sang keponakan sudah dalam keadaan terbungkus kain kafan di kamar mayat.
Saat momen tersebut, para keluarga Palestina sedang mencari kerabat mereka yang terbunuh dalam pengeboman Israel di Gaza.
Salem, yang bekerja untuk kantor berita Reuters, mengatakan foto hasil jepretannya tersebut menggambarkan kepedihan dan kehilangan yang tak terbayangkan yang terjadi di Gaza dan menimpa warga Palestina.
Baca juga : Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Columbia, New York Ditangkap
"Gambar tersebut menunjukkan momen yang kuat dan menyedihkan yang merangkum gambaran yang lebih luas tentang apa yang terjadi di Jalur Gaza," ujar World Press Photo mengutip Salem, seperti dilansir The New Arab, Kamis (18/4) waktu setempat.
“Orang-orang kebingungan, berlarian dari satu tempat ke tempat lain, mencari tahu nasib orang yang mereka cintai, dan perempuan ini menarik perhatian saya saat dia memegang tubuh gadis kecil itu dan menolak untuk melepaskannya,” kata Salem.
Salah seorang juri yang menjabat kepala fotografi pada Guardian, Fiona Shield, menyebut foto Salem begitu memengaruhi. Gambaran yang ditampilkan harus menjadi alasan bagi siapapun untuk meraih dan memajukan perdamaian.
Baca juga : Sekjen PBB: Serangan Israel di Gaza Mengubah Wilayah Palestina Menjadi Neraka Kemanusiaan
“Itu benar-benar gambar yang sangat mengharukan,” kata Fiona Shields, ketua juri. “Begitu Anda melihat fotonya, kejadiannya seperti terlintas di benak Anda,” lanjutnya.
Menurut Fiona, gambar Salem menjadi semacam pesan literal dan metaforis tentang kengerian dan kesia-siaan yang ditimbulkan oleh konflik dan peperangan. “Ini adalah argumen yang sangat kuat untuk perdamaian,” tambah Shields.
Foto Salem diambil saat Israel sedang melancarkan perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 33.900 warga Palestina, 72% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Setidaknya 76.000 orang terluka dalam perang yang dimulai pada 7 Oktober.
Baca juga : Ribuan Tentara Israel Terluka dan Alami Gangguan Psikologis
Penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa juga berada dalam kondisi kemanusiaan yang sangat buruk, menghadapi kekurangan makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan, serta kelaparan yang membayangi wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Salem mendapat pengakuan atas karyanya. Sebelumnya dia menerima penghargaan World Press Photo lebih dari satu dekade lalu atas fotonya tentang penggambaran lain mengenai jumlah korban jiwa dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Israel telah berusaha melarang dan mengalihkan perhatian jurnalis internasional dan independen dari Gaza. Israel hanya mengizinkan media tertentu untuk mengakses Jalur Gaza dengan sangat terbatas. Wartawan juga diharuskan selalu mengikuti militer Israel yang melakukan sensor sebelum rekaman atau pelaporan boleh disiarkan.
Semua jalur akses lainnya ke Gaza, termasuk penyeberangan Rafah di Mesir, ditutup untuk pers. Atas langkah Israel itu kritikus berpendapat pekerjaan jurnalis lapangan seperti Salem sangat penting dalam mendokumentasikan realitas perang Israel di wilayah Palestina yang terkepung.
Serangan brutal, mematikan, dan tanpa pandang bulu Israel di Jalur Gaza juga telah menewaskan sedikitnya 97 jurnalis dan pekerja media sejak 7 Oktober, yang sebagian besar adalah warga Palestina, menurut sebuah laporan tertanggal 18 April oleh Committee to Protect Journalists. (B-3)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved