Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Runtuhnya Kemanusiaan di Gaza

Putra Ananda
07/3/2024 23:55
Runtuhnya Kemanusiaan di Gaza
Pengungsi Palestina membawa barang-barang mereka melalui jalan dekat puing-puing bangunan yang hancur berkeping-keping(AFP)

ANAK-ANAK ataupun orang dewasa yang mengais reruntuhan puing untuk mencari sisa makanan dan mereka yang kesulitan air menjadi pemandangan sehari-hari di Gaza. Konflik antara pasukan Israel dan Hamas dalam enam bulan terakhir yang hingga kini tak kunjung reda, membuat warga yang terkepung di wilayah itu kian sengsara. Apalagi, bantuan kemanusiaan dari sejumlah organisasi ataupun lembaga kemanusiaan sangat terbatas. Sejumlah anak bahkan dilaporkan meninggal lantaran kurang nutrisi.

Sebuah laporan terbaru berdasarkan penelitian dari tiga negara menunjukkan bahwa Israel secara konsisten dan sengaja telah memblokade operasi bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Hal itu telah membuat warga di wilayah konflik terancam kelaparan. “Israel juga telah menghalangi dan melemahkan respons kemanusiaan,” menurut laporan terbaru yang dirilis oleh kelompok kemanusiaan Refugees International, seperti dikutip Al Jazeera, kemarin.

Penelitian kelompok tersebut yang dilakukan di Mesir, Yordania, dan Israel mengungkapkan bahwa negara Zionis itu secara konsisten dan tanpa alasan menghambat operasi bantuan di Gaza, memblokade operasi bantuan yang sah, dan menolak penerapan langkah-langkah yang benar-benar untuk meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca juga : Warga Gaza Korban Perang Tembus 30.717 Jiwa

Laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan puluhan pejabat pemerintah, pekerja kemanusiaan, dan staf LSM yang terlibat dalam upaya bantuan lapangan dari ketiga negara tersebut. “Penelitian kami memperjelas bahwa kondisi di Gaza bersifat ‘apokaliptik’ (nyaris hancur total),” kata laporan tersebut.

 “Setelah lima bulan perang, warga Palestina berjuang untuk mendapatkan makanan, air, tempat tinggal, dan obat-obatan dasar yang memadai. Kelaparan pada tingkat akut sudah meluas dan memburuk.”

Tidak patuhi ICJ

Lembaga itu juga mengatakan bahwa Israel terbukti gagal untuk mematuhi tindakan sementara yang mengikat secara hukum yang diperintahkan pada 26 Januari oleh Mahkamah Internasional (ICJ) untuk memfasilitasi aliran bantuan dan mengurangi penderitaan kemanusiaan di Gaza.

Baca juga : Hamas Inginkan Gencatan Senjata Penuh

Dalam pembelaannya terhadap ICJ, pemerintah Israel berargumen bahwa mereka telah secara aktif telah menghilangkan hambatan dan meningkatkan akses masuk dan distribusi bantuan di Gaza.

Namun, laporan tersebut mengungkapkan bahwa pihak berwenang Israel justru telah sengaja mempersulit akses bantuan dengan birokrasi yang rumit dan berbelit. Meskipun Israel mengeklaim telah memperluas kapasitas pengiriman bantuan ke Gaza, jumlah rata-rata truk yang dikirimkan selama Februari turun 50% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut data PBB yang dikutip dalam laporan tersebut.

Penyeberangan penting seperti Erez utara dan Al-Muntar–yang dikenal sebagai Karni bagi orang Israel–tetap ditutup sehingga menghambat akses bantuan ke utara Gaza. Laporan tersebut mengatakan Israel gagal mematuhi ketentuan Memorandum Keamanan Nasional (NSM-20) yang dikeluarkan pada Februari oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mewajibkan negara-negara yang menerima bantuan keamanan AS untuk secara aktif memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza.

Baca juga : Biden Minta Hamas Terima Gencatan Senjata pada Ramadan

Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Minggu lalu menyerukan segera dilakukan gencatan senjata sambil mengkritik Israel dengan kata-kata yang sangat keras atas minimnya pengiriman bantuan ke Gaza.

“Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera setidaknya selama enam pekan ke depan dan itulah yang saat ini sedang dibahas,” katanya merujuk pada perundingan gencatan senjata yang berlangsung di Kairo, Mesir.

Sayangnya, hingga kini, perundingan itu belum juga menemui titik temu sehingga krisis kemanusiaan masih membayangi Gaza. (AFP/CAH/FER/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya