Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORGANISASI Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal OPEC Plus, sepakat pada Senin (5/9), untuk memangkas produksi minyak sebesar 100 ribu barel per hari. Pemangkasan ini dianggap kecil atau sekitar sepersepuluh persen dari produksi dunia, sehingga dinilai berdampak kecil pada pasokan minyak.
Dengan memangkas produksi, OPEC Plus menunjukkan bahwa mereka mengabaikan permintaan pemerintah Presiden Joe Biden yang telah melobi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan produsen lain untuk meningkatkan produksi minyak. Permintaan Biden itu mengantisipasi lonjakan harga energi yang lebih tinggi akibat perang di Ukraina.
"Pemotongan tersebut menimbulkan konfrontasi dalam hal ekspektasi ekonomi maju Barat versus Negara-negara Teluk,” kata Richard Bronze selaku kepala geopolitik di Energy Aspects, sebuah perusahaan riset pasar.
Pejabat OPEC, yang dipimpin oleh Arab Saudi, telah menyatakan kekhawatirannya atas penurunan harga minyak baru-baru ini.
Arab Saudi telah mengingatkan pasar baru-baru ini bahwa mereka siap untuk melakukan intervensi jika melihat bahaya penurunan harga minyak di luar kendali. Negara itu juga mengirimkan sinyal kepada pemerintahan Biden bahwa mereka siap mengambil langkah-langkah strategis seperti memotong produksi.
Keputusan OPEC Plus lebih merupakan sinyal bagi pasar. Kuota produksi minyak dari banyak anggota kelompok sangat berbeda dari apa yang sebenarnya dipompa oleh negara-negara ini.
Pemangkasan produksi minyak 100 ribu barel per hari ditengarai oleh beberapa sebab. Seperti, Tiongkok sebagai importir minyak terbesar dunia dikhawatirkan akan terus melemahkan permintaan minyak karena adanya lockdown atau penguncian wilayah akibat covid-19.
Penyebab lainnya adalah rencana kesepakatan program nuklir Iran yang pada akhirnya dikhawatirkan melepaskan volume besar minyak baru Iran di pasar.
Harga minyak hari ini diperdagangkan naik tajam pada hari Senin. Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 3,9% menjadi US$96,63 per barel. Garga minyak berjangka West Texas Intermediate AS juga melonjak 3,6% menjadi US$90 per barel. (The New York Times/OL-8)
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved