Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SALMAN Rushdie, penulis kontroversial asal India, menjadi korban penusukan di sebuah gelar wicara di Chautauqua, New York, Jumat (12/8). Pelaku diidentifikasi polisi sebagai Hadi Matar, 24, asal New Jersey. Hingga kini, motivasi penyerangan belum dapat diidentifikasi, beber polisi setempat.
Bukan hanya Salman yang menjadi korban dalam insiden tersebut, moderator acara, Henry Reese, 73, juga mengalami luka di bagian wajahnya, yang berasal dari pisau pelaku. Namun, Henry dikabarkan sudah pulih dan telah meninggalkan rumah sakit.
Rushdie, keturunan India beragama Islam, yang memproklamirkan dirinya sebagai “Ateis garis keras”, menjadi terkenal setelah penerbitan bukunya berjudul The Satanic Verse, yang diterbitkan pertama kali pada September 1988.
Baca juga: Pelaku Penusukan Salman Rushdie Ditangkap
Novelnya menjadi sangat terkenal, bahkan di tahun yang sama, Rushdie berhasil memenangkan Penghargaan Whitebread sebagai novel terbaik tahun itu, di Inggris.
Namun, novel Salman mendapat kecaman di negara negara mayoritas Muslim, seperti Pakistan, dan Iran.
The Satanic Verse dianggap menghina Nabi Muhammad dan istrinya. India menjadi negara pertama yang melarang penjualan novel tersebut, lalu disusul Pakistan, pada November 1988.
Selain mendapat kecaman, umat muslim juga mengaungkan protes besar besaran. Pada Februari 1989, 10.000 orang melangsungkan protes di Islamabad, Pakistan, di Pusat kultur Amerika Serikat, di Kedutaan Inggris di Pakistan, di pusat kota Paris, dan juga di London.
Protes besar-besaran ini kemudian, direspon oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, pada 1989, berupa fatwa bagi umat Muslim untuk membunuh Rushdie.
Kondisi itu membuat Rushdie menyembunyikan keberadaannya selama bertahun tahun dan selalu membawa penjaga pribadi kemana pun dia berada, ungkap The Washington Post.
Kolega Salman yang bekerja menjadi penerjemah bukunya juga menjadi korban penyerangan. Hitoshi Igarashi, asal Jepang, terbunuh pada 13 Juli 1991.
Selain itu, Ettore Capriole, penerjemah novel asal Italia juga menjadi korban penyerangan, 10 hari pascakematian Hitoshi. Ettore selamat dari penyerangan tersebut.
Pada 2016, suksesor dari Ayatollah Ruhollah Khomeini, Ali Khamenei, mengatakan fatwa untuk membunuh Salman masih berlaku, karena yang bisa mencabut fatwa tersebut hanya yang memberikannya.
Pada 2016, media negara Iran, membuat sebuah sayembara, bagi siapa yang bisa membunuh Salman akan diberi hadiah sebesar US$3 juta atau dengan kurs saat ini adalah Rp43 miliar. (OL-1)
Ustaz Muhammad Abu Rivai juga menekankan pentingnya suami istri membiasakan untuk memperjelas kepemilikan harta di dalam keluarga.
Tema yang diambil dalam buku perdana ini adalah "Bermain dan Permainan pada Pendidikan Anak Usia Dini".
Kemendikbudristek mengalihwahanakan 100 judul buku bacaan bermutu (buku cerita bergambar) ke dalam bentuk buku Braille.
GALERIKERTAS Studiohanafi mengadakan sesi bedah buku novel berjudul Bek karya Mahfud Ikhwan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan buku berjudul Sehari Satu Dongeng.
Buku Eat, Play, Love merupakan profil perusahaan yang dibuat dengan konsep storytelling sehingga tidak seperti umumnya.
Salman Rushdie kehilangan salah satu matanya dalam serangan pisau yang dilakukan seseorang yang hadir dalam acaa jumpa penggemar di New York pada 2022.
"Saya mengalami kesulitan yang amat sangat untuk menulis. Ketika saya duduk untuk menulis, tidak ada yang muncul, Saya menulis namun yang muncul hanya kosong dan sampah."
Majalah The New Yorker menerbitkan cukilan secara daring berjudul A Sackful of Seeds dari novel ke-15 Rushdie, yang berjudul Victory City, yang dijadwalkan terbit pada Februari mendatang.
"Dia kehilangan penglihatan di salah satu matanya. Dia mengalami tiga luka serius pada leher. Salah satu tangannya tidak berfungsi karena syarafnya terpotong."
Hadi Matar menusuk Rushdie berulang kali di leher dan perut sehingga penulis Inggris itu berada dalam kondisi kritis.
PELAKU penikaman terhadap penulis asal Inggris, Salman Rushdie, mengaku terkejut penulis The Satanic Verses itu bisa selamat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved