Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Harga minyak lebih tinggi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), bahkan mengakhiri Januari dengan kenaikan bulanan terbesar dalam setahun, didorong oleh kekurangan pasokan dan ketegangan politik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Kontrak berjangka Brent paling aktif untuk pengiriman April menguat 74 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di US$89,26 per barel. Kontrak bulan depan, untuk pengiriman Maret, yang berakhir pada akhir sesi, naik 1,18 sen atau 1,3 persen menjadi berakhir pada US$91,21 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terangkat US$1,33 atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada US$88,15 per barrel.
Kedua harga acuan minyak berjangka mencatat level tertinggi sejak Oktober 2014 pada Jumat (28/1/2022) masing-masing di US$91,70 dan US$88,84 per barel, dan kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Mereka melonjak sekitar 17 persen bulan ini, terbesar sejak Februari 2021.
Analis pasar dan sumber Reuters secara luas memperkirakan OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, untuk menjaga kebijakan peningkatan produksi bertahap ketika bertemu pada Rabu (2/2/2022).
Produsen OPEC+ telah meningkatkan produksi mereka sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan sejak Agustus.
"Peningkatan pasokan dari bulan ke bulan sebesar 400.000 barel per hari terlalu tidak penting untuk dihargai pasar dan yang lebih penting, tidak sepenuhnya dipenuhi oleh grup," kata Louise Dickson, analis pasar minyak senior Rystad Energy.
"Oleh karena itu, satu-satunya solusi jangka pendek untuk menyeimbangkan pasar minyak yang kekurangan pasokan harus datang dari OPEC+, dan dikendalikan oleh Arab Saudi, produsen dengan kapasitas cadangan terbesar."
Namun, produksi minyak OPEC pada Januari telah kembali menggarisbawahi kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan dengan sekutu, survei Reuters menemukan, menyoroti kesulitan beberapa produsen untuk memompa lebih banyak bahkan ketika harga diperdagangkan pada level tertinggi tujuh tahun.
Ketegangan geopolitik yang melibatkan produsen minyak utama Rusia dan Uni Emirat Arab meningkat pada Januari.
Ketua NATO mengatakan pada Minggu (30/1) bahwa Eropa perlu mendiversifikasi pasokan energinya ketika Inggris memperingatkan "sangat mungkin" bahwa Rusia ingin menyerang Ukraina.
Pasar juga waspada atas ketegangan di Timur Tengah setelah Uni Emirat Arab mengatakan telah mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel Isaac Herzog, dalam kunjungan pertamanya. (Ant/OL-12)
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved