Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (26/4), menyebut pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) atas genosida Armenia tidak berdasar dan bisa merusak hubungan antara kedua negara.
Erdogan merilis pernyataan berhati-hati setelah Biden melontarkan pengakuannya mengenai genosida Armenia saat peringatan insiden antara 1915-1917 itu pada Sabtu (24/4).
Namun, Erdogan tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dalam pidato televisi sembari menggarisbawahi sejarah perbudakan dan persekusi suku Indian di AS.
Baca juga: AS Janji Kirim 60 Juta Vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Negara Lain
"Presiden AS telah membuat komentar yang tidak berdasar dan tidak adil," tegas Erdogan.
"Kami menyakini komentar itu muncul akibat desakan kelompok radikal Armenia dan kelompok anti-Turki," lanjutnya.
Warga Armenia, didukung sejarawan dan ilmuwan, mengatakan sebanyak 1,5 juta warga mereka mati akibat genosida yang dilakukan Kekaisaran Ottoman saat Perang Dunia I.
Ankara mengakui sejumlah besar warga Armenia dan Turk tewas saat kekaisaran Ottoman berperang dengan Tsar Rusia.
Namun, Turki, dengan keras, membantah menggunakan kebijakan genosida sembari menggarisbawahi bahwa istilah itu belum ada kala itu.
Biden berusaha meredakan kemarahan Turki dengan menelepon Erdogan. Kedua pemimpin negara itu, dalam sambungan telepon pada Jumat (23/4), untuk bertemu di sela-sela KTT NATO, Juni mendatang.
Meski begitu, Senin (26/4), Erdogan meminta Biden mengaca sebelum menyebut Turki melakukan genosida.
"Kita juga bisa berbicara mengenai apa yang dialami warga Indian, kulit hitam, dan di Vietnam," sebut Erdogan. (AFP/OL-1)
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
KEMENTERIAN Luar Negeri Turki mengatakan genosida yang dilakukan pemimpin kelompok Nazi Jerman Adolf Hitler telah berakhir. Hal serupa juga akan terjadi pada PM Israel Benjamin Netanyahu.
Iwan juga mengatakan sewaktu syuting di Hipodrom Konstantinopel, mereka didatangi pihak keamanan lalu dicecar dengan berbagai pertanyaan terkait tujuan mereka.
Pelatih Turki Vincenzo Montella mengatakan para pemainnya perlu memanfaatkan kekuatan dukungan suporter saat menghadapi Belanda
PEMIMPIN kelompok pejuang Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh mengadakan pembicaraan dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk meninjau perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Demiral mencetak dua gol saat Turki menang 2-1 atas Austria dan memastikan tempat di perempat final untuk menghadapi Belanda.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengonfirmasi Armenia akan keluar dari aliansi militer yang dipimpin Rusia, CSTO.
Rusia, setelah empat tahun penugasan di Nagorno-Karabakh, telah secara diam-diam menarik pasukannya dari wilayah tersebut.
Para sejarawan berharap pemulihan situs warisan dunia UNESCO ini dapat meringankan hubungan yang dirusak oleh sejarah masa lalu yang kelam antara kedua negara.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, berhasil meraih masa jabatan kelima secara beruntun dalam pemilihan presiden yang diselenggarakan pada Rabu.
Pemilihan kepemimpinan mendadak di Azerbaijan menjadi sorotan karena Presiden Ilham Aliyev bersiap untuk memenangkan masa jabatan kelima.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved