Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KELUARGA Breonna Taylor, perempuan kulit hitam yang ditembak mati polisi di rumahnya sendiri, Selasa (15/9), mengatakan mereka telah menyepakati ganti rugi sebesar US$12 juta dari Pemerintah Kota Louisville yang juga berjanji akan melakukan reformasi polisi.
Kesepakatan itu disetujui dengan cepat karena adanya tekanan publik dalam kasus yang menjadi bagian dari kampanye yang diperjuangkan gerakan Black Lives Matter.
Pascakematian Taylor pada 13 Maret, seorang warga kulit hitam lainnya, George Floyd, meninggal pada 25 Mei di Minneapolis setelah seorang polisi berlutut di lehernya. Hal itu memicu aksi demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) memprotes rasisme dan kebrutalan polisi.
Baca juga: Taman Hiburan di California Minta Diizinkan Beroperasi Lagi
Kuasa hukum keluarga Taylor, Ben Crump, menyebut ganti rugi sebesar US$12 juta itu bersejarah namun mengatakan rencana reformasi polisi itu sama pentingnya.
Otoritas di Louisville dan Negara Bagian Kentucky berjanji akan menyiapkan aturan yang akan mencegah insiden yang sama seperti yang dialami Taylor. (AFP/OL-1)
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved