Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ekonomi Turun 7% di Kuartal Kedua, Australia Waspada Resesi

Faustinus Nua
23/7/2020 13:45
Ekonomi Turun 7% di Kuartal Kedua, Australia Waspada Resesi
Suasana di central business district di Sydney pada 23 Juli 2020(AFP/PETER PARKS)

Australia mendapat peringatan bahwa ekonominya akan turun 7% di kuartal kedua tahun 2020. Di samping itu, defisit anggaran juga akan menjadi yang terbesar sejak Perang Dunia II.

Dikutip CNA, pemerintah telah membelanjakan sebagian besar anggarannya untuk penanganan pandemi covid-19 sebab covid-19 telah merusak perdagangan global dan menutup akses sebagian besar negara dan melumpuhkan ekonomi.

Selain itu, penerapan lockdown kembali selama 6 minggu terhadap 5 juta orang di Melbourne, juga menambah panjang perjuangan negara itu untuk pulih dari permasalah domestiknya. Lantaran, negara kanguru itu baru saja pulih dari kekeringan berkepanjangan dan kebakaran hutan secara luas sebelum virus covid-19 itu menyerang.

Baca juga: Ekspor Anjlok, Korsel Jatuh ke Jurang Resesi

Para pejabat mengatakan produk domestik bruto (PDB) akan berkontraksi 7% pada April-Juni. Hal itu mendorong ekonomi Australia ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam hampir 3 dekade.

Resesi didefinisikan sebagai penurunan pertumbuhan ekonomi dalam 3 kuartal berturut-turut. Ekonomi Australia menyusut 0,3% dalam 3 bulan sebelumnya, sehingga akan diperpanjang di kuartal 2 ini.

Menteri Keuangan Josh Frydenberg mengatakan defisit anggaran akan melonjak menjadi AUD185 atau USD132 miliar. Angka itu hampir sepersepuluh dari PDB tahun ini per 30 Juni, setelah mencapai AUD86 miliar dalam 12 bulan sebelumnya.

"Angka-angka kasar ini mencerminkan kenyataan pahit yang kita hadapi. Prospek ekonomi tetap sangat tidak pasti," ujar Frydenberg seperti dilansir CNA.

Sebagian besar perkiraan defisit berasal dari pengeluaran stimulus besar-besaran. Pasalnya, hal itu dirancang untuk menjaga perekonomian tetap bertahan dan mencegah depresi ekonomi yang meluas.

Pemerintah telah menggelontorkan sekitar AUD289 miliar untuk stimulus ekonomi. Hal itu untuk melindungi negara dari dampak virus covid-19, termasuk dukungan untuk pekerja, bisnis, dan pensiunan.

Pengangguran saat ini berada di angka tertinggi dalam dua dekade, yakni 7,4%. Diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 9,3% pada Desember. Dolar Australia juga turun 0,3% Kamis (23/7), sementara saham di S&P/ASX 200 datar.

Namun, pemerintah memperkirakan pemulihan kembali kembali ekonomi dengan cepat pada kuartal ketiga karena pelonggaran pembatasan akan membawa peningkatan aktivitas. Frydenberg juga memperkirakan PDB akan tumbuh 2,5% pada tahun 2021, sebagian didasarkan pada asumsi bahwa perbatasan internasional akan dibuka mulai 1 Januari.

Australia telah mencatat lebih dari 13.000 kasus covid-19 dan 133 kematian akibat virus covid-19. Pemerintah diharapkan untuk memberikan anggarannya secara penuh pada bulan Oktober, sementara angka pertumbuhan ekonomi akan dirilis pada bulan September. (CNA/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya