Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
OTOPSI yang ditugaskan untuk keluarga George Floyd menemukan dia meninggal karena asphyxiation atau sesak napas akibat kompresi leher dan punggung ketika seorang petugas kepolisian Minneapolis menindihkan lututnya di leher Floyd selama hampir sembilan menit dan mengabaikan teriakan kesakitannya, kata pengacara keluarga, Senin (1/6).
Otopsi oleh seorang dokter yang juga memeriksa tubuh Eric Garner menemukan kompresi memblok darah ke otak Floyd, dan berat di punggung membuatnya sulit bernapas, kata pengacara keluarga Ben Crump.
Dia menyerukan tuntutan pembunuhan tingkat tiga terhadap mantan perwira Derek Chauvin untuk ditingkatkan menjadi pembunuhan tingkat pertama dan untuk tiga mantan perwira lainnya yang hadir di tempat kejadian akan dituntut.
Otopsi keluarga berbeda dari otopsi resmi seperti yang dijelaskan dalam aduan pidana terhadap mantan perwira. Otopsi itu termasuk efek ditahan, bersama dengan masalah kesehatan yang mendasari dan potensi intoxicants dalam sistem Floyd.
Floyd, seorang pria kulit hitam yang diborgol pada saat itu, meninggal setelah Chauvin, yang berkulit putih, mengabaikan teriakan-teriakan kesakitan Floyd bahwa ia tidak bisa bernapas. Kematiannya, direkam dalam video warga, memicu protes selama berhari-hari di Minneapolis yang telah menyebar ke kota-kota di seluruh Amerika Serikat.
Otopsi resmi minggu lalu tidak memberikan rincian lain tentang minuman keras, dan hasil toksikologi dapat memakan waktu berminggu-minggu.
Crump mengatakan minggu lalu bahwa ia sedang menugaskan otopsi keluarga sendiri. Keluarga Floyd, seperti keluarga lelaki kulit hitam lainnya yang dibunuh oleh polisi, menginginkan pandangan yang independen karena mereka tidak mempercayai otoritas lokal bisa menghasilkan otopsi yang tidak bias.
Autopsi keluarga dilakukan oleh Michael Baden dan Allecia Wilson. Baden adalah mantan kepala pemeriksa medis di New York City, yang disewa untuk melakukan otopsi Eric Garner, seorang pria kulit hitam yang meninggal pada 2014 di tangan polisi New York.
Baden juga melakukan otopsi independen terhadap Michael Brown, 18, yang ditembak oleh polisi di Ferguson, Missouri. Dia mengatakan otopsi Brown, yang diminta oleh keluarga remaja, tidak menemukan tanda-tanda pergulatan, menimbulkan keraguan pada klaim oleh polisi bahwa pergumulan antara Brown dan petugas mendorong ke penembakan.
Chauvin, yang juga dituduh melakukan pembunuhan, ditahan di penjara negara bagian. Tiga petugas lainnya yang berada di tempat kejadian, seperti Chauvin, dipecat sehari setelah kejadian tetapi belum dituntut. (France 24/OL-4)
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved