Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trum memperingatkan Tiongkok agar mencapai kesepakatan perdagangan bilateral segera. Apabila perjanjian tidak segera diselesaikan, maka negosiasi perdagangan ke depan akan lebih buruk.
Dalam beberapa bulan terakhir, Washington dan Beijing terkunci dalam konflik dagang yang diiringi kenaikan tarif, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pembicaraan perwakilan kedua negara pada Jumat (10/5), berakhir tanpa kesepakatan.
Negosiator Tiongkok menyatakan kedua belah pihak akan bertemu lagi di Beijing, meski waktu belum ditentukan. Tiongkok memperingatkan kemungkinan untuk tidak membuat konsesi pada sejumlah prinsip penting.
"Saya pikir Tiongkok merasa terpukul sangat buruk dalam negosiasi baru-baru ini. Sehingga, mereka sebaiknya menunggu pemilihan umum (pemilu) berikutnya pada 2020, untuk melihat apakah mereka bisa beruntung dan mendapat kemenangan Partai Demokrat. Dalam hal ini, mereka akan terus menipu AS sebesar US$ 500 miliar per tahun," bunyi cuitan Trump pada Sabtu (11/5) waktu setempat.
"Satu-satunya persoalan ialah mereka (Tiongkok) tahu saya akan menang (dengan catatan ekonomi dan tingkat pekerjaan terbaik dalam sejarah AS). Kesepakatan perdagangan akan menjadi jauh lebih buruk bagi mereka, jika harus dinegosiasikan dalam masa jabatan kedua saya. Akan lebih bijak untuk mereka bertindak sekarang, daripada mengumpulkan tarif lebih besar," lanjut Trump.
Trump menuding Tiongkok telah mengingkari komitmennya dalam perjalanan negosiasi perdagangan. Dia menjatuhkan tarif baru yang menyasar komoditas Tiongkok senilai US$200 miliar. Kenaikan tarif dari 10% menjadi 25% berlaku pada Jumat lalu.
Tidak berhenti sampai di situ, Trump kembali memanaskan perselisihan. Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengungkapkan rencana Trump untuk menaikkan tarif pada komoditas impor asal Tiongkok senilai US$ 300 miliar. Tarif tersebut tidak akan berlaku selama berbulan-bulan. Lebih lanjut, Trump menekankan perusahaan dapat menghindari biaya tambahan dengan memproduksi barang di AS.
baca juga: Pemerintah Harus Serius Cari Pasar Ekspor Baru
"Cara mudah untuk menghindari tarif besar? Produksi barang dan produk Anda di AS dengan baik. Sangat sederhana," ujar Trump masih dalam cuitannya.
Padahal, hanya sepekan sebelumnya, AS dan Tiongkok tampak siap menyelesaikan perjanjian perdagangan secara menyeluruh. Seperti diketahui, Washington ingin Beijing memperketat perlindungan kekayaan intelektual investor AS, memotong subsidi untuk perusahaan domestik Tiongkok, serta mengurangi defisit perdagangan. Sementara itu, Tiongkok ingin mengakhiri pemberlakuan tarif sebagai bagian dari kesepakatan yang berimbang. (OL-3)
Sektor jasa keuangan terjaga stabil karena didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global.
Pembicaraan tersebut menandai langkah maju terbaru dalam upaya bersama untuk menstabilkan hubungan yang sulit antara dua negara.
KECENDERUNGAN deindustrialisasi dini makin menguat ditandai dengan rendahnya investasi dalam menyerap tenaga kerja, khususnya di sektor padat karya. Perbaikan kualitas SDM mendesak.
Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan AS akan menekan dominasi Tiongkok di kancah perekonomian dunia.
Mendag Muhammad Lutfi menegaskan sikap pemerintah untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat memperluas pangsa pasarnya ke pasar global.
SEJARAH konflik AS, tidak lepas dari pragmatisme realisme yakni kebijakan luar negeri mendasarkan national interest for national security.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved