Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Konflik Tentara dan Warga Memanas

MI
23/4/2019 10:00
Konflik Tentara dan Warga Memanas
Para pemrotes Sudan duduk dalam sebuah protes di luar markas tentara di ibukota Khartoum(AFP/OZAN KOSE)

KONFLIK antara pengunjuk rasa dari warga sipil melawan penguasa militer terbaru di Sudan mulai memanas. Tentara telah memerintahkan warga untuk membongkar barikade yang menghalangi jalan menuju markas mereka.Jendral Abdel Fattah al-Burhan menyatakan ketidakpuasannya terhadap aksi pengunjuk rasa yang membangun barikade dan pos pemeriksaan. "Hal ini tidak bisa dibiarkan karena keamanan ialah tanggung jawab negara," tegasnya.

Namun, dia berjanji bahwa penguasa militer 'berkomitmen menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil' dan pihaknya akan merespons permintaan pengunjuk rasa dalam waktu dekat.

Permintaan untuk membuka jalan tersebut datang sehari setelah pimpinan pengunjuk rasa membatalkan perundingan dengan anggota dewan militer terkait dengan permintaan pengunjuk rasa soal perpindahan kekuasaan ke tangan sipil.

"Kami menghentikan sementara perundingan dengan dewan militer. Kami menganggap mereka sebagai perpanjangan tangan dari rezim yang lama. Kami minta unjuk rasa diteruskan sampai seluruh permintaan kelompok sipil dipenuhi," ujar juru bicara pengunjuk rasa Mohamed al-Amin di hadapan puluhan ribu warga yang berkumpul di markas militer.

Baca Juga: Sri Lanka Berlakukan Status Darurat

Setelah jatuhnya kekuasaan penguasa Sudan, Omar al-Bashir, yang berkuasa dengan tangan besi selama tiga dekade, warga sempat bergembira. Namun, mereka kemudian marah dan turun ke jalan karena dewan militer berencana menguasai pemerintahan selama dua tahun ke depan.

Warga lalu berkumpul di luar markas militer sejak 6 April. Mereka membuat barikade di jalan menuju markas tersebut dan memeriksa setiap orang yang lewat.Seorang pengunjuk rasa bernama Sajda Ibrahim, 28, menyatakan warga akan mengikuti seruan para pemimpin untuk tetap berkumpul di luar markas.

Sementara itu, partai oposisi terbesar di Sudah telah ikut meminta agar dewan militer dibubarkan lalu kekuasaan diserahkan kepada pemerintahan sipil sementara."Beberapa anggota dewan itu punya agenda tersendiri. Mereka ingin berkuasa menggantikan Bashir," kata juru bicara partai.

Sejauh ini Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah menawarkan bantuan finansial US$3 miliar kepada Sudan yang tergolong negara miskin di dunia. (Yan/AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya