Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perang Melawan Stunting di Masa Pandemi

MI
14/8/2020 04:00
Perang Melawan Stunting di Masa Pandemi
Anggota Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Solo menyiapkan bingkisan berisi telur saat sosialisasi kepada warga di Cinderejo, Solo(ANTARA  )

TARGET pemerintah untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024 menemui tantangan di masa pandemi covid-19 ini. Inovasi dan intervensi di aspekaspek krusial harus segera dilakukan untuk menghadapinya.

Berdasarkan Riskesdas 2018, angka stunting di Indonesia ada di kisaran 30,8%. Jika skenario intervensi yang dilakukan masih biasa-biasa saja, analis Kebijakan Ahli Utama Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto mengkhawatirkan angkanya malah naik.

“Untuk menjadi 14%, skenario luar biasa harus dilakukan, yakni dengan tingkat penurunan stunting sebesar 3% per tahun,” cetusnya dalam webinar berjudul Inovasi Percepatan Penurunan Stunting di Era Pandemi Covid-19, belum lama ini.

Ia menjelaskan ada lima pilar yang menjadi kunci percepatan penurunan stunting. Yang menjadi pilar pertama ialah komitmen pimpinan tertinggi seperti presiden dan pimpinan daerah.

Pilar kedua dan ketiga ialah strategi perubahan perilaku dan konvergensi kementerian/lembaga. Selanjutnya, pilar keempat ditentukan penjaminan ketersediaan pangan dan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, dan pilar kelima ialah penguatan pemantauan dan evaluasi.

Dari lima pilar itu, Siswanto mengungkapkan, pilar keempat dan kelima paling terdampak pandemi. Oleh karena  itu, peluang intervensi dan inovasi harus difokuskan pada aspek tersebut.

Untuk menjaga asupan gizi ibu hamil dan balita misalnya, ia menyarankan agar daerah bisa melakukan program pembagian telur. “Karena stunting berkaitan dengan pertumbuhan linier yang mana berhubungan dengan asupan protein,” kata Siswanto.

Senada dengan Siswanto, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo juga menyoroti pentingnya gizi para ibu hamil. “Selama masa kehamilan, seorang ibu harus rajin mengonsumsi asam folat, zinc, dan vitamin karena kekurangan asam folat bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan,” ujar Hasto yang juga dokter kandungan itu.

Selain gizi, inovasi lain yang bisa dilakukan untuk mempercepat penurunan stunting ialah memantau tumbuh kembang, termasuk pemberian imunisasi dasar di masa pandemi.

Pemantauan balita bisa dilakukan lewat aplikasi yang dilaporkan ke kader posyandu. Cara lain, ialah posyandu tetap buka, kemudian dibikin antrean sehingga mengurangi kerumunan.

Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Catharine Mayung Sambo menegaskan, anak harus diimunisasi walaupun risiko sakitnya kecil. “Sebab, apabila anak menerima imunisasi lengkap secara usia, dia bisa melindungi anak di sekitarnya,” kata Mayung. (Ifa/Ata/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya