Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Menata SDM Unggul melalui Merdeka Belajar

Syarief Oebaidillah
14/8/2020 03:45
Menata SDM Unggul melalui Merdeka Belajar
Pelajar mengamati globe di Perpustakaan Nasional, Jakarta(ANTARA  )

ADANYA anggapan bahwa prestasi pendidikan nasional berjalan di tempat perlu mendapat perhatian serius dan ditindaklanjuti. 

Sejarah memang mencatat, prestasi dunia pendidikan Indonesia yang pernah berada di urutan teratas di antara negara-negara tetangga kini tidak lagi. Salah satu penyebabnya ialah pemerintah selama ini tidak berani membuat terobosan yang mampu melompatkan prestasi pendidikan lebih jauh. Wajar jika negara-negara tetangga menyalipnya.

Begitu dilantik di Kabinet Indonesia Maju, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim langsung  encanangkan program Merdeka Belajar. Jika merunut ke belakang, konsep Merdeka Belajar sudah dijalankan Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantara saat mengelola Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta, sebelum Indonesia merdeka (1922).

Menghidupkan kembali napas pendidikan di era kekinian tidaklah mulus. Ada pro dan kontra. Tentu itu sebagai hal yang wajar saja. Merdeka Belajar diyakini sebagai awal untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton.

Merdeka Belajar menjadi salah satu program yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi murid maupun para guru. Dalam kaitan ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai kebijakan Merdeka Belajar pada dasarnya adalah tema besar
transformasi pendidikan yang dicanangkan Kemendikbud dan berfokus memerdekakan para pelaku pendidikan, seperti guru, siswa, mahasiswa, dan sekolah.

“Benang merah dari pokok-pokok kebijakan tersebut ialah berfokus pada peningkatan kualitas proses pembelajaran itu sendiri yang mungkin selama ini terhambat masalah birokrasi, administrasi, dan lain-lain,” ungkap Hetifah kepada Media Indonesia, Rabu (12/8).

Hetifah mengutarakan visi utama yang dikejar adalah profi l pelajar Pancasila, yakni siswa tidak hanya cakap dalam literasi dan numerasi, tetapi juga memiliki karakter yang baik sesuai Pancasila, serta terbangun mewujud sebagai sumber daya manusia (SDM) unggul pemilik masa depan Indonesia.

“Saya mengapresiasi Kemendikbud yang terlepas dari segala keterbatasan ini dapat bergerak sangat cepat menyesuaikan dengan keadaan dan melakukan upayaupaya agar pembelajaran yang kreatif dan inovatif tetap berjalan baik,” cetusnya.

Dicontohkan, langkah positif yang dilakukan Kemendikbud seperti terus mengadakan webinar-webinar di saat pandemi covid-19 ini bagi para guruguru di seluruh Indonesia. Tujuannya agar dapat mengajar dengan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan lebih baik.


Otonomi pendidikan

Program Merdeka Belajar ini seharusnya selaras dengan semangat otonomi daerah yang diatur di UU No 33 Tahun 2004. Sektor pendidikan yang kini merupakan kewenangan penuh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota bisa sejalan dengan program pusat.

Hal itu tentu saja memerlukan dukungan political will yang kuat dari pimpinan daerah agar rutinitas yang terbukti telah membelenggu perjalanan pendidikan nasional bisa berakhir.

Peluang itu secara alamiah terjadi saat awal 2020 pandemi covid-19 melanda dunia. Di tengah suasana yang tidak menentu tersebut tentu ada hikmah yang bisa diambil di dunia pendidikan.

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menyebut banyak hikmah yang bisa diambil, termasuk pembentukan karakter dalam program Merdeka Belajar yang diusungnya.

“Hikmah dari pandemi ini menjadikan kita karakter yang adaptif, inovatif, dan kreatif. Perubahan struktural ini akan mendorong percepatan filsafat Merdeka Belajar,” kata Nadiem, belum lama ini.

Menurut dia, karakter itu akan mengantarkan dunia pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Nadiem menegaskan pendidikan harus menjadi sebuah pengalaman menyenangkan untuk mencapai kemerdekaan belajar yang sesungguhnya.

Di tengah pandemi virus korona ini, dia pun berharap semangat Merdeka Belajar menjadi sebuah solusi pendidikan untuk menghasilkan SDM unggul. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya