Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perkembangan dan Tantangan Industri Pertelevisian Indonesia di Era Digital

Eve Candela F
23/7/2024 10:40
Perkembangan dan Tantangan Industri Pertelevisian Indonesia di Era Digital
Ilustrasi - Industri pertelevisian Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan sejak berdiri pada 1960-an, dengan sekitar 695 saluran(Antara)

INDUSTRI pertelevisian Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak didirikan pada 1960an. 

Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) diperkirakan sebanyak 695 saluran televisi yang beroperasi di Indonesia.

Jumlah tersebut merupakan gabungan dari 571 saluran TV yang beralih ke siaran digital terestrial, dan 124 saluran TV lokal yang masih berproses untuk beralih ke siaran digital.

Baca juga : Refleksi Hari Tanpa TV: Menelusuri Perjalanan Televisi dari Awal Hingga Era Digital

Beberapa jenis saluran TV yang dapat ditemukan di Indonesia

1. Televisi Nasional (TV Nasional) 

Televisi Nasional mencakup saluran-saluran seperti TVRI (TV Republik Indonesia), yang merupakan saluran televisi publik utama di negara ini. Selain itu, terdapat saluran swasta nasional seperti RCTI, SCTV, ANTV, MetroTV dan lainnya yang menjangkau pemirsa di seluruh Indonesia.

2. TV Lokal

Selain saluran TV nasional, terdapat juga saluran TV lokal yang beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia. Stasiun-stasiun ini sering menyiarkan konten lokal, seperti berita lokal, acara budaya, dan informasi terkini tentang daerah tertentu.

3. TV Berlangganan (TV Berbayar)

Ada juga layanan TV berbayar seperti Indovision (sekarang dikenal sebagai MNC Vision), Transvision, Indihome, dan lainnya yang menawarkan banyak saluran premium dan konten khusus untuk pelanggannya.

Baca juga : Hari Tanpa Televisi: Sejarah dan Tujuannya

Bahkan ketika jumlah saluran televisi terus bertambah, industri menghadapi berbagai tantangan. Di antara lain peraturan yang rumit, persaingan yang ketat, dan perubahan perilaku konsumen yang semakin beragam. Peraturan yang ketat seperti batasan konten, periklanan, dan kepemilikan stasiun juga mempengaruhi dinamika industri.

Perkembangan Jumlah Saluran Televisi

Pada awal era televisi swasta di Indonesia, jumlah saluran utama masih terbatas, di mana RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) menjadi saluran pertama yang mengudara tahun 1989. 

Adanya liberalisasi industri media tahun 2000an, mulai bermunculan saluran-saluran televisi swasta baru seperti SCTV, ANTV, Global TV. Sejak saat itu, pertumbuhan jumlah saluran TV terus meningkat secara signifikan.

Baca juga : Nielsen Lipatgandakan Pengukuran Pemirsa TV di Indonesia

Selain itu, terdapat saluran TV yang lebih spesifik seperti Kompas TV yang juga fokus pada siaran informasi dan dokumenter, serta berbagai program saluran TV berbayar, seperti HBO Asia dan Fox Movies menawarkan konten khusus.

Meskipun jumlah saluran televisi berkembang pesat, industri ini juga menghadapi tantangan yang signifikan di era digital saat ini. Meningkatnya jumlah platform streaming seperti Netflix, Disney+, dan YouTube telah mengubah cara pemirsa mengonsumsi konten, memaksa saluran TV tradisional beradaptasi dengan cara baru agar tetap relevan.

Namun, keberadaan saluran televisi tetap penting untuk masyarakat Indonesia dengan tingkat akses Internet yang berbeda-beda. Saluran-saluran ini tidak hanya menghibur tetapi juga berperan dalam menyebarkan informasi, mendidik, mempromosikan budaya dan kepentingan lokal. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya