Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GENERASI muda Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga dan memelihara budaya tradisional mereka. Kepedulian terhadap warisan budaya sering kali belum tertanam dengan kuat, sementara minat terhadap budaya asing lebih mendominasi.
Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya pemahaman akan kekayaan budaya Indonesia, meskipun bangsa ini memiliki tujuh warisan budaya dunia, dengan tiga di antaranya diakui secara internasional.
Dalam konteks arus globalisasi dan modernisasi yang semakin kuat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, menjaga keberlangsungan budaya tradisional Indonesia menjadi semakin mendesak. Peran orangtua menjadi krusial dalam menginspirasi dan membentuk cinta serta penghargaan anak-anak terhadap warisan budaya bangsa.
Baca juga : Ini Tips Menjaga Mental Anak dalam Perjalanan Mudik
Dalam konferensi pers Pagelaran Sabang Merauke, Senin (6/5), Didik Ninik Thowok, penari senior dan penyanyi dalam pagelaran Sabang Merauke The Indonexian Broadway, mengungkapkan pentingnya peran orangtua dalam mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada anak-anak.
"Orangtua harus mendorong atau mengajak anak-anak untuk menyaksikan kekayaan budaya Indonesia. Edukasi di lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat penting," katanya.
Dia juga menekankan bahwa belajar kesenian dapat membentuk karakter, seperti memperhalus perasaan, meningkatkan toleransi, dan mengendalikan emosi.
Baca juga : Ini Tips Mengatur Keuangan bagi Orangtua Baru
Lebih lanjut, Didik menegaskan bahwa kesenian juga mengajarkan kepada generasi muda untuk memiliki jiwa seni, yang penting dalam berkembang dalam berbagai profesi.
"Kesenian mengajarkan generasi muda untuk memiliki olah rasa dan jiwa seni, yang menjadi modal penting dalam kehidupan," ungkapnya.
Lantas bagaimana cara yang tepat dalam mendidik anak agar bisa mencintai budaya Indonesia sejak dini? Yuk simak penjelasan berikut ini.
Baca juga : Anak Anda Suka Corat-Coret Tembok, Ini Tips Memfasilitasi Mereka
Menjadi teladan
Orangtua adalah sosok utama yang menjadi panutan bagi anak-anak. Mereka cenderung meniru perilaku dan kebiasaan yang mereka lihat dari orang tua mereka.
Oleh karena itu, untuk memupuk cinta pada budaya tradisional Indonesia, orangtua perlu menjadi teladan yang baik. Salah satu cara yang efektif adalah dengan secara konsisten mengenakan pakaian tradisional seperti batik atau kain tenun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mendengarkan musik tradisional Indonesia seperti keroncong juga dapat menjadi bagian dari rutinitas keluarga.
Baca juga : Ini Tips Agar Anak dan Keluarga Bahagia
Menggunakan bahasa daerah di rumah
Bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam memperkenalkan budaya. Selain bahasa nasional, memperkenalkan bahasa daerah di rumah juga merupakan langkah yang sangat efektif.
Dengan menggunakan bahasa daerah, anak-anak akan lebih mudah memahami dan menghargai kekayaan linguistik dan budaya Indonesia. Pendekatan ini juga membantu dalam memperluas kosakata anak-anak dan memperkuat identitas budaya mereka.
Mengembangkan ketrampilan budaya
Sanggar budaya merupakan tempat yang ideal untuk anak-anak mengembangkan keterampilan dan minat mereka dalam bidang-bidang seperti tari, lukis, musik tradisional, dan seni rupa tradisional.
Dengan mendaftarkan anak-anak ke dalam sanggar budaya, orangtua tidak hanya memberi mereka kesempatan untuk belajar keterampilan baru, tetapi juga membuka pintu bagi mereka untuk merasakan keindahan dan kedalaman budaya Indonesia.
Mengunjungi tempat bersejarah dan seni budaya
Anak-anak juga perlu diperkenalkan pada tempat-tempat bersejarah dan seni budaya Indonesia. Museum, kampung batik, anjungan daerah, dan keraton adalah contoh tempat yang dapat memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dan memahami lebih dalam tentang budaya tradisional Indonesia.
Dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut, anak-anak akan lebih memahami nilai-nilai dan filosofi yang terkandung dalam budaya kita.
Dengan menerapkan serangkaian tips ini secara konsisten, orang tua dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk cinta anak-anak terhadap budaya tradisional Indonesia.
Langkah-langkah ini tidak hanya akan memperkaya kehidupan mereka secara pribadi, tetapi juga turut serta dalam melestarikan warisan budaya bangsa yang sangat berharga. (Z-1)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved