Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SALAH satu metode utama pengobatan kanker ialah terapi radiasi atau sering dikenal dengan radioterapi. Terapi ini menggunakan radiasi dari sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker di tubuh pasien. Sekitar 60% lebih pasien kanker di Indonesia memerlukan terapi ini.
Saat ini, teknologi radioterapi semakin canggih. Seperti apa gambarannya? Mari simak penjelasan dokter spesialis onkologi radiasi RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC), dr. Denny Handoyo Kirana, Sp.Onk.Rad (K).
Terapi radiasi merupakan treatment yang fokus dan tertarget, karena metode ini hanya menyerang area kanker dan menghindari organ sehat di sekitar target. Hal ini menjadi keunggulan dari terapi radiasi.
Baca juga : 4 Mitos dan Fakta Tentang Radioterapi dalam Prosedur Pengobatan Kanker
Terapi radiasi dilakukan untuk beberapa tujuan, antara lain mengecilkan ukuran tumor sebelum operasi, mengobati kanker, mencegah kanker kembali muncul, dan mengurangi nyeri akibat kanker yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
”Jadi, sebelum dilakukan terapi radiasi yang penting adalah penentuan karakter dari kanker tersebut, apakah berespons baik terhadap terapi radiasi atau tidak. Lalu, tahapan awal yang perlu dilakukan adalah pengambilan gambar dari pasien (CT Planning) untuk mendeteksi target radiasi. Kemudian, dilakukan penentuan titik target dan perencanaan radiasi,” terang dr. Denny.
Setiap pengobatan lazimnya memiliki risiko efek samping, termasuk terapi radiasi. Tapi jangan khawatir, dokter akan melakukan tata laksana untuk meminimalkan risiko efek samping ini. Efek samping radioterapi dibedakan menjadi dua, yaitu efek samping jangka pendek (yang muncul segera hingga di bawah 6 bulan) dan efek samping jangka panjang (muncul di atas 6 bulan).
Baca juga : Akupuntur Bisa Digunakan untuk Terapi Paliatif Pasien Kanker
Efek Samping Jangka Pendek
Efek Samping Jangka Panjang
Terapi radiasi dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu terapi radiasi eksternal dan internal. Terapi radiasi eksternal mengarahkan sinar radiasi ke area tubuh yang terkena kanker dari luar tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mesin radiasi yang bergerak di sekitar tubuh pasien. Durasi terapi radiasi berbeda-beda bergantung pada rencana pengobatan yang telah ditentukan oleh dokter spesialis onkologi radiasi, kisarannya antara 4 hingga 15 menit.
Baca juga : Dukung Penanganan Kanker, Kalbe Bangun Fasilitas Produksi Radiofarmaka Dalam Negeri
Saat ini, terdapat alat radioterapi eksternal yang disebut linear accelerator (Linac). Alat berteknologi canggih ini dapat menghancurkan sel kanker dengan energi dan akurasi tinggi, sehingga tidak merusak jaringan normal di area sekitarnya. Dengan demikian, efek samping di area sekitar lebih rendah, pasien pun lebih nyaman. Linac dapat digunakan untuk seluruh tubuh dan sangat cocok untuk menangani kanker di area vital yang sensitif terhadap radiasi.
Adapun terapi radiasi internal, yang dikenal sebagai brachytherapy, melibatkan penempatan sumber radiasi di dekat kanker atau dalam tubuh pasien dan menargetkan kanker di area tersebut secara langsung. Metode ini terutama digunakan untuk mengobati kanker serviks, prostat, kepala, dan leher. Prosedur brachytherapy membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.
Dokter Denny menjelaskan, grup RS Siloam, khususnya MRCCC yang kini menjadi salah satu pusat perawatan kanker di Indonesia, juga dilengkapi dengan Linac dan brachytherapy. Mesin Linac di MRCCC ada dua unit. Selain itu, ada satu unit Linac di RS Siloam Agora Cempaka Putih, dan satu di RS Siloam TB Simatupang Jakarta Selatan. MRCCC sendiri dapat melayani lebih dari 36.000 terapi radiasi per tahunnya.
“Tentu saja, tim medis terkait telah dibekali dengan pelatihan dan pengetahuan mendalam tentang penggunaan Linac dan brachytherapy dalam pengobatan kanker,” pungkas dr. Denny. (RO/B-1)
Tujuan radioterapi untuk menghancurkan sel kanker, baik secara langsung seperti pemutusan rantai DNA maupun secara tidak langsung.
Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang umum digunakan, namun masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman yang salah atau mitos terkait prosedur ini.
Akupunktur dapat berperan dalam terapi paliatif kanker untuk mengatasi nyeri dan mengurangi berbagai gejala serta efek samping yang timbul akibat pengobatan kanker.
Menkes meyakini pembangunan fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka oleh PT Kalbe Farma ini turutmenggalakkan pencegahan dan deteksi dini kanker.
Berdasarkan data dari Globocan pada 2020, tercatat ada 68.858 kasus di Indonesia dengan jumlah kematian mencapai 22.000 jiwa akibat kanker payudara.
Selain rokok, kanker bisa terjadi karena faktor lingkungan, infeksi virus, obesitas, alkohol, obesitas, dan diet yang bisa menimbulkan zat karsinogenik.
Terapi memodifikasi sel-sel T di tubuh pasien yang dilatih, sehingga sel T itu bisa mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker darah dalam tubuh.
UNTUK meningkatkan pelayanan medis bagi masyarakat, Sentra Medika Hospital Group membangun pusat layanan kanker di Sentra Medika Hospital Cibinong, Jawa Barat
Pemeriksaan genomik mengamati kesatuan utuh informasi genetik suatu organisme termasuk intron atau non-coding DNA yang tak mengekspresikan gen fungsional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved